Harga Emas Tertekan dari Segala Penjuru



Harga emas terpukul pada Rabu 22 Juni 2022. Pelemahan komoditas itu disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pasar saham yang menguat.

Menurut data Treasury, saat ini, harga emas berada di level Rp903.427. Harganya sempat menembus level Rp906.605. Sayangnya, tak kenaikan itu bertahan lama. Harga emas pun berguling ke level Rp903.959.

Bagaimana dengan harga emas di pasar spot? Harga emas turun 0,41 persen menjadi US$1.831 per ons, dikutip dari CNBC.

Harga logam-logam mulia lainnya juga mengikuti emas. Terpantau harga perak merosot 1,07 persen ke US$21,35 per ons, platinum 0,47 persen ke US$935,1 per ons, dan paladium melemah 0,84 persen ke US$1.847 per ons.

 

Terjebak

Standard Chartered menilai harga emas terjebak di antara dua hal, yaitu inflasi yang masih tinggi dan ekspektasi investor terhadap suku bunga acuan Federal Reserve.

Inflasi yang tinggi membuka peluang resesi makin besar. Ini membuat investor makin melirik emas untuk mengamankan asetnya sehingga bisa mengangkat harga logam mulia itu.

Akan tetapi, ekspektasi kenaikan suku bunga menahan harga emas.

“Jika kebijakan moneter gagal mendinginkan aktivitas ekonomi dan menurunkan inflasi, (inflasi) akan tetap tinggi,” tulis Standard Chartered dikutip dari CNBC Indonesia.

Analis Blue Line Futures, Phillip Streible, mengatakan peningkatan imbal hasil surat utang juga menjadi penyebab harga emas lesu. Kenaikan yield itu membuat emas tidak memberikan imbal hasil sehingga terlihat tidak “kinclong” lagi di mata investor. Pada pagi tadi, yield obligasi pemerintah AS yang bertenor 10 tahun ini naik 0,06 persen ke 3,28 persen.

Ditambah lagi ada rebound di pasar saham yang membuat emas semakin tertekan. Tapi, ada yang mendorong harga emas, yaitu dolar AS yang melemah. Mengutip Kontan, indeks dolar AS turun dari 104,7 menjadi 104,43 pada pagi ini.

“Namun, dolar AS melemah sehingga sedikit mendukung pergerakan emas,” kata dia.

Saat ini, kata Streible, investor sedang menanti pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, akhir minggu ini.

“The Fed dalam pertemuan terakhir sangat hawkish dan itu akan melambat ke depan,” kata dia.

 

Melemah karena Kilauan Wall Street

Melansir Bisnis, harga emas turun juga disebabkan oleh investor yang “lari” ke pasar saham. Hal ini disebabkan oleh daya tarik komoditas itu yang memudar dan Wall Street yang rebound. Investor pun juga melakukan beberapa penyesuaian dengan aksi ambil untung.

Faktor pelemahan harga emas berikutnya adalah data penjualan existing home atau rumah tangan kedua (pernah ditempati sebelumnya) di AS yang turun 3,4 persen ke 5,41 juta pada Mei 2022. Penurunan ini sesuai dengan perkiraan para ekonom.

Tak hanya itu, pelemahan harga emas juga disebabkan oleh permintaan pasar yang turun. Menurut data Administrasi Bea Cukai Federal Swiss, negara ini mengekspor 105 ton emas pada Mei, sebagian diekspor ke China dan India. Impor ke China sebesar 10 ton dan menjadi yang terendah dalam 14 bulan.

Head of Europe and Asian Market Analysis di StoneX Financial Ltd and Suki Coope, Rhona O’Connell, mengatakan harga emas yang turun di bawah US$1.800 per ons bisa mendorong sinyal pembelian yang kuat dan menjaga harga berada di level saat ini.

Penurunan harga yang signifikan bisa menggenjot permintaan baru emas batangan. Konsumen China bisa menjadi pembeli emas aktif.  Lockdown akibat Covid-19 di China juga membatasi pembelian emas.

“Ini berarti ada banyak permintaan yang ‘terpendam’ dan menunggu untuk dilepaskan,” kata O’Connell.