Buruknya Data Inflasi AS Mendorong Harga Emas Naik Tipis



Harga emas menguat tipis hari ini, Senin 13 Juni 2022. Penguatan harga ini disebabkan oleh angka inflasi AS yang tinggi serta indeks kepercayaan konsumen yang melemah.

Dikutip dari Treasury, harga emas 1 gram berada di level Rp911.414. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi di Rp912.467. Tak lama kemudian, harganya langsung terjun ke Rp909.190.

Selama sepekan, harga emas naik Rp26.551 dari Rp884.793 pada 6 Juni 2022 menjadi RpRp911.344 pada 13 Juni 2022.

Dikutip dari CNBC, harga emas naik 0,06 persen ke US$1.876,7 per ons troy. Sebaliknya, harga logam mulia lainnya justru turun. Tercatat harga perak merosot 0,83 persen ke US$21,75 per ons troy, platinum turun 0,47 persen ke US$966,4 per ons troy, dan palladium melemah 0,37 persen ke US$1.900 per ons troy.

Harga emas naik karena dipicu olehj data inflasi AS dan melemahnya kepercayaan konsumen di negara itu. Kedua hal ini memicu kecemasan akan terjadi resesi di Negeri Paman Sam.

Melansir CNBC Indonesia, inflasi AS pada Mei ini tercatat 8,6 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 1981. Survei yang dilakukan University of Michigan menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen di AS pada bulan ini berada di level 50,2—yang terendah dalam 40 tahun terakhir 

“Pergerakan emas seperti roller coaster,” kata analis independen di New York, Tai Wong 

Wong mengatakan harga emas turun ke level terendah dalam sebulan terakhir. Kemudian, harganya naik tajam setelah data inflasi dirilis dan kepercayaan konsumen rendah.

 

Kinerja Emas Baik, Tapi… 

Sementara itu, analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, mengatakan kinerja emas terbilang baik dan tahan banting di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan serta kondisi risk off di pasar.

TD Securities mengingatkan emas akan kembali melemah minggu ini karena ada pengaruh kenaikan suku bunga acuan. Sekadar informasi, bank sentral AS, Federal Reserve, akan menggelar pertemuan pada 14-15 Juni atau minggu ini. Melihat rencana pertemuan itu, pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin bulan ini.

Kenaikan suku bunga acuan bisa menguatkan dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS. Ini akan membuat emas kehilangan daya tarik.

“Harga emas bahkan cenderung bergerak di bawah US$1.800 per ons troy seiring naiknya suku bunga acuan,” kata TD Securities.

 

Prospek Emas Ditentukan Ini?

Mengutip Kontan, menurut analis DCFX Futures, Lukman Leong, pergerakan emas tahun ini telah mencapai harga di atas US$2.000. Lalu, harganya terkoreksi oleh aksi profit taking dan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.

Pada umumnya, harga logam mulia itu merespons positif inflasi. Namun, kenaikan suku bunga The Fed kembali menekan harga emas. Prospek emas ke depan bakal ditentukan oleh kebijakan moneter The Fed: berhasil menurunkan inflasi atau tidak. Begitu pula dengan keadaan perekonomian AS apakah akan terjadi resesi atau tidak.

“Saya melihat peluang kegagalan menurunkan inflasi ataupun resesi cukup terbuka dan akan mendukung harga emas,” kata Lukman.

Emas berpeluang terkoreksi kembali sementara pelaku pasar berkonsolidasi di tengah saham-saham yang anjlok. Harga instrumen keuangan ini diprediksi naik pada kuartal IV 2022. Lukman melihat ada pembelian emas dari investor sebagai diversifikasi portofolio untuk menjauh dari aset yang berisiko.

Dia memprediksi harga emas berada di level US$1.750-US$1.800 per ons troy. Lalu, pada awal 2023, harganya akan diprediksi naik ke US$2.000.

 

Kenaikan Harga Emas Berdampak ke Logam Lainnya?

Lukman menyebut sentimen yang bisa melemahkan harga emas adalah suku bunga acuan AS, imbal hasil surat utang negara AS, serta keberhasilan The Fed menurunkan inflasi tanpa membuat ekonomi di sana resesi. Sebaliknya, yang membuat harga emas menguat adalah menyebarnya konflik perang di Ukraina dan meningkatnya ketegangan China-Taiwan.

Kenaikan harga emas, kata dia, akan berdampak kepada harga logam mulia. Namun, perak, palladium, dan platinum yang bukan safe haven, tak bisa mengikuti kenaikan harga emas kalau ekonomi di AS dan EU jatuh.