Mengenal Mamuli, Perhiasan Sakral yang Berasal dari Sumba



Indonesia memiliki banyak ragam perhiasan tradisional. Perhiasan ini bisa saja berbeda antara satu suku dengan suku lainnya. Bentuk dan bahan perhiasan pun bisa berbeda. Setelah membahas taiganja dan pending, mari beralih ke mamuli. Ya, perhiasan tradisional ini berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Dalam bahasa daerah, mamuli ini disebut dengan omma. Perhiasan ini dipakai oleh perempuan. Namun, lelaki juga bisa memakai mamuli untuk upacara adat tertentu. Bagi masyarakat Sumba, mamuli menjadi simbol diri dalam diri seseorang. Karena penting bagi kehidupan, mamuli sering digunakan untuk upacara adat yang sakral, seperti pernikahan dan kematian. Selain itu, perhiasan tradisional itu digunakan sebagai simbol status seseorang.

Pada zaman dulu, nih, Sobat Treasury, mamuli digunakan sebagai anting-anting. Kini, perhiasan ini juga digunakan untuk aksesori penutup kepala, bros, dan kalung. Masyarakat Sumba sering memakai mamuli untuk upacara adat. Semula, mamuli terbuat dari emas dan perak. Kini, perhiasan tersebut juga berasal dari logam kuningan.

Seperti dengan taiganja, bentuk mamuli Sumba berupa organ reproduksi wanita. Bentuk ini merupakan penghormatan kepada kaum wanita yang melahirkan anaknya. Mamuli ini memiliki motif hiasan binatang. Motif mamuli Sumba ini  berarti wanita harus memiliki kasih sayang yang tinggi. Ada juga motif manusia yang jongkok. Mamuli dengan motif ini digunakan oleh kaum bangsawan. Kala itu, hanya bangsawan yang punya budak.  

Mamuli juga bisa digunakan oleh pria untuk acara ritual adat, seperti upacara pasola—memohon kepada leluhur agar panen bisa melimpah. Perhiasan ini biasanya memiliki ornamen di bagian bawah, yaitu prajurit yang membawa tombak dan perisai yang dipercaya sebagai penolak bala. Mamuli yang dipakai pria ini punya bentuk dasar yang melebar.

Perhiasan Sumba ini punya dua kegunaan di samping perhiasan. Yang pertama, bekal kubur dan simbol status sosial. Bekal kubur ini bertujuan agar kesejahteraan arwah setelah mati, terjamin dan bisa mencapai nirwana dengan selamat bersama sehingga bisa berkumpul bersama leluhurnya. Kalau ada perempuan adat yang meninggal dunia, dia akan dikuburkan bersama mamuli. Perhiasan ini juga menunjukkan status sosial keluarga almarhumah. 

Yang kedua, mahar. Dalam pernikahan adat, mempelai pria membawa mamuli untuk diserahkan kepada ibu mempelai wanita. Perhiasan ini diberikan sebagai “ganti rugi” kepada sang ibu yang telah membesarkan pengantinnya. Jika sang ibu menerima dengan senang hati, dia akan menyerahkan anaknya kepada mempelai pria.

Ibu pengantin wanita bisa saja menolak perhiasan mamuli yang diberikan oleh pria. Biasanya, dia mengucapkan kalimat, “Kami makan beras merah (merujuk ke emas), bukan beras putih (merujuk ke perak).”

 

Dulu Dikeramatkan, Sekarang Bagaimana? 

Pada zaman dulu, mamuli ini dikeramatkan oleh masyarakat Sumba. Dalam kebudayaan Sumba, masyarakat percaya logam berasal dari langit. Matahari terbuat dari emas serta bulan dan bintang dari perak. Mereka juga percaya logam-logam mulia ini “ditanam” di bumi karena dua benda langit itu jatuh dari langit. 

Dulu, masyarakat Sumba menyimpan mamuli bersama benda keramat lainnya. Benda ini digunakan oleh dukun untuk berhubungan arwah leluhur. Mamuli yang dianggap paling berharga dan terkuat, jarang dikeluarkan karena dipercaya bisa membawa malapetaka.

Sekarang, kesakralan mamuli bergeser. Misalnya, perhiasan itu tidak hanya terbuat dari logam emas dan perak, tetapi juga kuningan. Mamuli milik wanita yang telah meninggal tidak ikut dikuburkan dan bisa saja dijual. Bentuk mamuli pun tidak hanya sebatas anting-anting, tetapi juga liontin kalung. Perhiasan ini pun juga bisa dimiliki oleh kamu yang non-Sumba tanpa harus menggelar pesta pernikahan.

Nah, Sobat Treasury, ada lagi benda emas yang menarik untuk kamu punya. Wujudnya koin emas, yaitu Koin Nusantara yang terbuat dari emas 24 karat. Ada dua varian Koin Nusantara. Pertama, Koin Nusantara Edisi 1 Dinar Padang dengan ukuran 4,4 gram. Kedua, Koin Nusantara Edisi 0,5 Dinar Lombok yang berukuran 2,2 gram. Koin ini diproduksi oleh PT Untung Bersama Sejahtera untuk Treasury. Desainnya ini terinspirasi oleh budaya di Nusantara dan koin dinar.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!