Kenapa, ya, Orang yang Ngutang Lebih Galak waktu Ditagih?



Sobat Treasury, pernahkah kamu menagih hutang ke seseorang, tapi yang ngutang lebih galak?

Memberi pinjaman uang kepada seseorang sebenarnya tidak ada salahnya. Tapi, ada satu hal yang membuat orang-orang jadi malas meminjamkan uang kepada orang lain karena yang berhutang ini susah ditagih. Malah, galakan yang punya hutang daripada yang ngasih hutang. Padahal, kan, hutang wajib dibayar.

 

Betul atau betul?

Ternyata, nih, “fenomena” ini punya penjelasan jika dilihat secara psikologis, lho. Menurut berbagai sumber, menurut ilmu psikologi, manusia mengandalkan sifat defensif untuk melindungi diri, terutama untuk urusan utang piutang. Nah, sifat itu muncul jika seseorang sedang tertekan dan tidak mau direndahkan. Dia melindungi diri, baik secara fisik maupun perasaan agar tidak malu atau takut ketika sedang tertekan. Rasa terancam pun bisa membuat emosi seseorang naik dan membuatnya untuk membuat perlawanan.

Sifat inilah yang membuat orang yang ngutang lebih galak daripada yang dihutangi. Makanya, tidak jarang mereka yang berhutang justru terlibat pertengkaran dengan orang yang memberinya pinjaman.

Penyebab lainnya adalah masalah ekonomi. Orang yang terhimpit masalah ekonomi, sering tidak bisa mengontrol emosinya. Jalan pintas seperti hutang pun sering ditempuhnya. Makanya, nggak jarang kita mendengar kasus orang yang susah perekonomiannya, terlibat pertengkaran sampai pembunuhan.

Penyebab ketiga adalah banyak orang menilai hutang ini tidak wajib untuk dibayar. Tak jarang mereka nggak niat untuk membayar hutang.

Wah, kalau yang ini jangan ditiru, ya! Yang namanya hutang atau pinjaman ini wajib dilunasi atau dibayar, lho!

 

Cara Terhindar dari Hutang

Kamu mau terhindar dari hutang? Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari pinjaman.

Pertama, tidak mencoba berhutang. Ya, cara ini ampuh untuk membuatmu terlibat dalam urusan pinjam-meminjam. Sekali mencobanya untuk membeli barang tidak penting atau mendesak, kamu bisa ketagihan untuk berutang. Saat keuangan tiris atau punya barang incaran, hutang pun kamu jadikan pilhan sebagai opsi pembayaran.

Kedua, tidak belanja berlebihan. Seseorang bisa saja memiliki hutang yang banyak karena tidak mampu mengelola penghasilannya setiap bulan. Ditambah lagi, kartu kredit mempermudah penggunanya untuk berhutang. Kalau ingin terbebas dari hutang, kamu bisa meninggalkan pembayaran melalui kartu kredit. Sobat Treasury bisa berbelanja dengan uang tunai atau kartu debit untuk mencegah pengeluaran secara berlebihan.

Ketiga, mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Mungkin Sobat Treasury sering melihat barang-barang “lucu” yang dijual. Setelah melihat barang tersebut, ada keinginan untuk membelinya meskipun benda yang ingin dibeli ini tidak dibutuhkan. Sebelum “kejadian” membeli barang yang dianggap lucu, sebaiknya kamu berpikir ulang apakah itu barang benar-benar dibutuhkan atau hanya diinginkan? Belajar memilah kebutuhan dan keinginan perlu dilakukan agar kamu tidak terjerat hutang. Kalau kebutuhan sulit dipenuhi, yang ada Sobat akan kesusahan melanjutkan hidup, misalnya makanan dan air. Tapi, kalau keinginan, kamu masih bisa hidup meskipun keinginan tidak terpenuhi. Keinginan ini yang seharusnya dikurangi. Jika ada uang yang tersisa, kamu bisa menggunakannya untuk membeli barang-barang yang diinginkan.

Keempat, cari cara untuk melunasi hutang. Kalau sudah terlanjur berhutang dan pinjamannya menggunung, kamu tidak bisa menggunakan “gali lubang tutup lubang” untuk melunasi pinjaman. Konsep pembayaran seperti ini justru bisa membuat hutangmu terus menggunung. Kamu bisa mengurangi hutang dengan banyak cara, misalnya menghentikan layanan TV kabel. Selain itu, opsi menambah penghasilan juga bisa dilakukan untuk menutup hutangmu. Misalnya, mencari pekerjaan sampingan atau menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.

Kelima, menghimpun dana darurat. Sadar atau tidak, banyak orang mengandalkan hutang dan kartu kredit sebagai sumber dana darurat. Dua “sumber” ini digunakan untuk memenuhi pengeluaran yang tidak terduga. Sobat Treasury, untuk hal ini, kebutuhan dana darurat itu penting banget kamu himpun untuk menutup kebutuhan darurat, misalnya ada anggota keluarga yang harus dirawat inap. Idealnya, dana darurat itu sebanyak 6-12 kali dari pengeluaran bulanan.

Untuk menghimpun dana darurat lebih cepat, kamu bisa melirik emas. Logam mulia ini tahan terhadap inflasi serta nilainya tetap terjaga. Tak hanya itu, harga emas juga bisa naik setiap tahun. Selain fisik, kamu bisa membeli emas digital melalui smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa digunakan untuk investasi emas. Harga emasnya juga sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Di samping itu, Treasury menyediakan fitur Rencana Emas. Fitur ini bisa mempermudah kamu untuk mengumpulkan dana darurat dan memberikan simulasi berapa emas yang harus ditabung sesuai dengan target dana daruratmu.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!