Jurus BI Dongkrak Perekonomian RI di 2022, Apa Dampaknya Terhadap Emas Digital?



Bauran kebijakan Bank Indonesia (BI) pada tahun 2022 akan terus disinergikan dengan kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan ada  lima instrumen kebijakan yang akan dilakukan BI di 2022, salah satunya yaitu kebijakan moneter.

 

"Sejalan dengan risiko meningkatnya tekanan instabilitas pasar keuangan global dari normalisasi kebijakan moneter the Fed dan sejumlah negara Advanced Economies (AEs), kebijakan moneter BI pada tahun 2022 akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas, baik pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar, maupun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin(13/12/2021).

 

Erwin menjelaskan, normalisasi kebijakan moneter akan dilakukan secara sangat hati-hati dan terukur agar tidak mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional. Sementara itu, empat instrumen kebijakan lainnya pada tahun 2022 akan terus diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

 

Stimulus juga akan dilakukan dengan instrumen kebijakan makroprudensial. Erwin mengatakan kebijakan makroprudensial longgar akan tetap dilanjutkan dan akan diperluas.

 

"Kebijakan ini dilakukan untuk mendorong kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas dan UMKM guna percepatan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengembangkan ekonomi dan keuangan hijau," jelasnya.

 

Selain itu ada pula stimulus lain yaitu kebijakan sistem pembayaran. Erwin mengatakan, digitalisasi sistem pembayaran terus diperluas untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional. 

 

Yaitu melalui penguatan konsolidasi industri, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang modern berupa QRIS, SNAP, BI FAST, termasuk perluasan QRIS dengan target 15 juta pengguna, kerjasama QRIS antarnegara.

 

"Program ini dilakukan untuk melanjutkan Elektronifikasi Transaksi Keuangan Pemerintah Daerah, bansos G2P 4.0, moda transportasi, serta digitalisasi UMKM dan pariwisata," tuturnya.

 

Strategi lainnya yang akan dilakukan BI di tahun depan sebagai stimulus kebijakan adalah pengembangan pasar uang. Akselerasi pendalaman pasar uang dan pasar valas sesuai Blueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025 juga ditempuh untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan.

 

"Pembangunan infrastruktur pasar uang yang modern dan berstandar internasional, serta pengembangan instrumen pembiayaan termasuk pengembangan keuangan berkelanjutan," ujarnya.

 

Selain itu kebijakan yang terakhir akan dilakukan adalah kebijakan UMKM dan ekonomi keuangan syariah. Erwin mengatakan program-program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif pada UMKM dan ekonomi-keuangan syariah juga terus diperluas.

 

"Termasuk dengan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor," terangnya.

 

Adapun bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus  mengawal perekonomian pada tahun 2022. Inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3±1% pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

 

Defisit transaksi berjalan rendah, pada kisaran 1,1-1,9% pada 2022. Stabilitas sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah. Dana Pihak Ketiga dan kredit akan tumbuh 7,0-9,0% dan 6,0-8,0% pada 2022. 

 

Ekonomi-keuangan digital akan meningkat pesat. Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce diperkirakan akan mencapai Rp530 triliun, uang elektronik Rp337 triliun, dan digital banking lebih Rp48 ribu triliun.

 

Seiring dengan rencana pemulihan perekonomian Indonesia yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2022, dapat menjadi katalis terhadap pergerakan harga emas di tahun mendatang.

 

Terlebih lagi  jika naiknya inflasi tidak diiringi dengan pemulihan ekonomi secara signifikan dapat menjadi katalis positif bagi Emas.Bart Melek, analis dari TD Securities, mengatakan bahwa “Minat investor terhadap Logam Mulia ini akan kembali meningkat pada tahun 2022. Semester I-2022 menjadi kondisi awal yang bagus bagi emas untuk kembali menanjak. Pergerakan harga emas akan positif di semester pertama tahun depan," Lebih lanjut ia memperkirakan harga emas dunia dapat mencapai US$ 1.900/troy ons”. [sumber]

 

Lalu apa yang bisa dilakukan setelah membaca berbagai informasi di atas, apakah Kamu juga berpikir untuk memulai atau menambah investasi emas Kamu?

 

Nah, bagi kalian yang ingin memulai investasi emas dan menambah kepemilikan aset emas, bisa memilih aplikasi Treasury. Investasi emas di Treasury bisa Kamu lakukan mulai dari Rp5.000, lebih murah dari harga segelas es kopi susu.

 

Banyak keuntungan yang Kamu dapatkan investasi emas di Treasury

 

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT. Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun Kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

 

Lebih dari itu, Kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!