Jejak Masa Lampau Kemilau Emas di Nusantara



Indonesia terkenal kaya sumber daya alam, termasuk emas. Di sini ada banyak daerah penghasil emas. Tak mengherankan dari zaman dahulu kala, Indonesia terkenal sampai ke pelosok dunia.

Ya, logam mulia itu memang terkenal sebagai barang yang berharga dan mahal. Selain kilaunya yang memukau, emas juga tergolong lunak dan gampang dibentuk menjadi barang apa pun, termasuk perhiasan dan perabotan. Harganya yang mahal ini menjadikan komoditas itu sebagai lambang kekayaan dan kekayaan.

Menurut catatan-catatan kuno, emas menjadi komoditas dagang yang penting. Beragam sumber sejarah pun menyebutkan daerah-daerah di Indonesia yang menjadi lumbung emas. Sumatera, misalnya, dikenal sebagai Svarnabhumi alias “Pulau Emas” dan menjadi tujuan dagang bangsa-bangsa lainnya, seperti China, India, dan Persia.

Istilah “svarnabhumi”, “svarnadwipa”, atau “sherling-pa” mengacu kepada “pulau yang kemilau”. Pulau ini tidak hanya memiliki kandungan rempah-rempah yang hasil bumi yang melimpah, tetapi juga emasnya. 

 

Nggak Hanya Dijual, Tapi Juga Jadi Perlengkapan Ritual Keagamaan

Selain dijadikan komoditas dagang, emas juga menjadi perlengkapan ritual keagamaan. Menurut jurnal Berkala Arkeologi: Kumpulan Artefak Emas Dari Situs Wonoboyo, ada alasan emas dijadikan sebagai perlengkapan ritual keagamaan. Di India, logam emas disebut suwarna, yaitu memilih warna yang indah. Logam ini juga memiliki kedudukan tertinggi di antara logam-logam lainnya. 

Emas dipilih sebagai bagian dari ritual keagamaan karena sifatnya yang mudah dibentuk, tidak gampang berkarat, dan punya warna yang indah.

Menurut buku Koleksi Artefak Emas Kawasan Percandian Muara Jambi, dalam ajaran Buddha, emas bermakna “sinar”, “Iluminasi”, “keabadian”, dan “image of solar light”. Artefak emas yang ditemukan di kawasan ini berupa koin, lempengan emas, dan perhiasan. Setiap artefak punya keunikan dan sebagian darinya punya simbol-simbol keagamaan.

Contoh artefak-artefak yang terbuat dari emas adalah barang-barang peninggalan bersejarah yang ditemukan di Kawasan Percandian Muarajambi, seperti koin emas, lempengan emas, dan cepuk. Sekadar informasi, kawasan ini merupakan wilayah Kerajaan Melayu Kuno yang menganut agama Buddha. 

Lalu, ada juga artefak yang berupa 22 lempengan emas kecil di Desa Ringilarik, Boyolali, Jawa Tengah, pada 2016. Artefak yang berasal pada abad ke-8 ini dan terbuat dari emas 18 karat. Lempengan emas ini berukir aksara Jawa Kuno. Tulisannya ini memberikan arah para dewa angin versi Jawa Kuno.

Temuan serupa juga terjadi di Desa Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah. Pada 1990, ditemukan puluhan kilogram perhiasan emas dan perak di sana. Lalu, temuan ini kembali disorot karena perhiasan-perhiasan itu digunakan untuk kepentingan upacara pada masa lampau.

Pamong Budaya Madya Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Deny Wahju Hidajat, mengatakan perhiasan-perhiasan itu digunakan untuk menghias diri dan perlengkapan upacara. Barang-barang yang ditemukan adalah kelat bahu, gelang, dan mahkota dan ada perkiraan milik petinggi pada masa lalu.

Deny menduga perhiasan emas ini merupakan peninggalan masa Mataram Kuno atau Mataram Hindu dan berkaitan dengan situs candi di Desa Dompyongan, Jawa Kuno.

 

Dimiliki Kalangan Bangsawan

Karena harganya yang mahal, kepemilikan barang ini terbatas dan biasanya dimiliki golongan atas. Sebut saja perhiasan berupa kelat bahu dan tutup sanggul yang dipakai bangsawan dan raja. Lalu, ada cincin berhias sangkha yang digunakan raja. Pada masa itu, raja menganggap dirinya sebagai titisan Dewa Wisnu yang menjaga dunia.

Dalam Nusantara dalam Catatan Tionghoa, seorang pengembara Tiongkok mengungkapkan kebiasaan para raja di Jawa. Di sana perlaatan makan raja-raja saat menjamu tamu terbuat dari emas yang bertabur batu permata.

Bahkan, seorang peneliti bernama Stuart Robson, mengatakan raja Majapahit, Hayam Wuruk, juga memiliki emas dalam jumlah yang sangat banyak. Disebutkan kereta kerajaan juga berhias emas dan permata, serta tandu khusus yang berhias emas dalam suatu upacara agung. 

Ada juga perabotan-perabotan lainnya yang membedakan pejabat dengan rakyat jelata. Misalnya, seperangkat alat menyirih dan kipas yang terbuat dari emas. Setelah masa Hindu-Buddha berakhir, anggota istana juga tetap memanjakan diri dengan emas yang melimpah seperti sebelumnya.

Selain dijadikan perhiasan, ternyata emas juga punya fungsi yang lainnya, ya, Sobat Treasury! Ingin bergelimang emas seperti raja-raja pada masa lampau? Kamu bisa membeli emas secara online. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa kamu pilih untuk berinvestasi emas. Harga emas di sini sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu!

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury. 

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam. Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!