Jangan Takut Jadi Generasi Sandwich, Dana Darurat Wajib Punya!



Sobat Treasury, menjadi bagian dari generasi sandwich yang terjepit oleh kebutuhan pribadi, harus mengurus anak serta orang tua adalah keniscayaan yang banyak orang hadapi, tak terkecuali kita sebagai masyarakat Indonesia. Mustahil bagi kita mengabaikan orang tua demi hidup senang sendiri karena menjadi generasi sandwich menjadi sebuah panggilan hidup. 

 

Satu sumber penghasilan dengan harus menghidupi diri sendiri, keluarga beserta anak  dan orang tua orang tua, alias satu penghasilan untuk tiga tanggungan sekaligus memang hal yang berat. Namun semua itu bisa kamu hadapi dengan dengan besar hati dan tentunya dengan sejumlah strategi agar kamu tak terhimpit. Kamu tetap berhak bahagia tanpa melupakan kesenangan diri sendiri, termasuk mewujudkan obsesi besarnya dan cita-cita. 

 

Tentu yang harus dihindari dari generasi sandwich adalah “besar pasak daripada tiang” agar tak terjerumus ke dalam lingkaran utang yang tak bertepi.Gali lubang, tutup lubang. Ketika sudah terjebak dalam situasi seperti ini, maka kualitas hidup pencari nafkah akan menurun secara pelan pelan. Disiplin dalam pengelolaan finansial dengan alokasi yang tepat menjadi kunci. Yuk kita jabarkan secara sederhana kemana saja alokasi dana yang ideal:

 

50% Kebutuhan Bulanan 

 

Persentase ini idealnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya makan, minum, transportasi, tagihan listrik, air, telepon, pulsa telepon, langganan televisi dan internet, pakaian, beli beras dan sebagainya. Semua yang sifatnya kebutuhan pokok, sampai gaya hidup bisa dimasukkan dalam alokasi ini.

 

Kebutuhan bulanan pastinya harus mendapatkan porsi paling besar. Meskipun begitu, ia mengajak supaya menghindari perilaku hidup yang boros ketika di usia produktif. Ia menuturkan, seseorang harus pintar memilah yang mana kebutuhan dan mana keinginan semata. Apalagi kamu harus menanggung kebutuhan orang tua maka ada baiknya menghindari konsep hidup senang-senang ala You Only Live Once (YOLO), 

  

30% Cicilan & Tagihan Produktif

 

Sepanjang utang dan cicilan yang kita miliki adalah untuk pembelian aset yang sifatnya produktif, menunjang pekerjaan, dan besarnya cicilan per bulan tidak melebihi 30% dari penghasilan, maka masih bisa dikatakan wajar. Contohnya, cicilan rumah, kendaraan, atau peralatan untuk kebutuhan wajib. Untuk rumah dengan status sewa juga bisa dimasukkan dalam alokasi ini.

 

20% – Asuransi, Investasi, & Dana Darurat

 

Disebut juga alokasi untuk masa depan. Dalam konteks keuangan, persiapan untuk masa depan mencakup dana darurat, asuransi jiwa dan kesehatan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana untuk DP rumah (bagi yang belum memiliki), mengembangkan kekayaan, dan dana untuk berbagai tujuan keuangan lainnya.

 

Untuk pemenuhan masa depan tersebut bisa menggunakan berbagai produk jasa keuangan dan investasi seperti tabungan, deposito, asuransi, reksa dana, atau emas. Bila terjadi pengeluaran yang sifatnya darurat seperti masuk rumah sakit atau ada kerabat yang meninggal, maka posnya diambil dari alokasi ini. Alokasi ini penting apalagi kamu mengurus anak kecil serta orang tua yang tak tahu kapan mereka membutuhkan pertolongan kita terutama saat sakit. 

 

Beberapa lainnya juga menyarankan untuk membangun dana darurat terlebih dahulu, sebelum beranjak ke tabungan lain maupun investasi. Kemudian setelah dana darurat terkumpul, berkonsentrasilah pada investasi jangka panjang.

 

Sebagai contoh, seseorang yang single dan pasangan yang sudah memiliki pasangan dengan 2 anak tentunya memiliki pengeluaran yang berbeda pula.

 

Pada umumnya, jumlah dana darurat ideal yang disarankan adalah sebagai berikut ini:

 

Single

6x pengeluaran per bulan

Menikah, tanpa anak

9x pengeluaran per bulan

Menikah dengan anak

Min. 12x pengeluaran per bulan

 

 

Misalnya, kamu memiliki pendapatan per bulan Rp5 juta  (rata-rata UMR Jabodetabek) dengan pengeluaran untuk kebutuhan bulanan (primer maupun sekunder) sebesar Rp4 juta. Karena masih sendiri atau single, maka besaran ideal dana darurat sesuai rumus dana darurat di atas adalah:

 

Besaran dana darurat = 6 x Pengeluaran bulanan

6 x Rp4.000.000 = Rp24.000.000. 

 

Untuk suami istri anak dan tanggungan (orang tua). Sebagai contoh, dalam rumah tangga terdapat pasangan suami istri yang dua-duanya bekerja. Pendapatan suami per bulan adalah Rp5.000.000  sedangkan gaji si istri per bulan jumlahnya sama.  Jadi, total pendapatan per bulan kamu adalah Rp10.000.000. 

 

Dari pendapatan tersebut, sebesar Rp6.000.000 dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berserta kebutuhan tanggungan. Jadi besaran dana daruratnya adalah:

 

Dana darurat = 12 x Pengeluaran bulanan

12 x Rp6.000.000 = Rp72.000.000,00

 

Dari penghitungan di atas, mungkin kamu berpikir sangat sulit untuk mengumpulkan dana darurat yang jumlahnya bikin kaget. Tentu rumus di atas hanya berdasarkan teori awal, ya. Jumlah dana darurat yang paling ideal pastinya tetap kembali pada kondisi keuangan kamu.  

 

Tetapi, jika menurut aturan praktisnya, besaran yang paling tepat dan realistis untuk dana darurat adalah cukup untuk menutupi biaya hidup kamu selama 3 sampai 6 bulan ke depan. Hal ini berdasarkan pertimbangan keamanan finansial dan kesiapan menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi. Misalnya berganti pekerjaan, masalah kesehatan apalagi mengurus orang tua yang cenderung rentan sakit.

 

Soal skema menyisihkan dana darurat tentunya selain dengan disiplin budgeting, kamu bisa mencari tambahan penghasilan emergency fund dengan mulai mencari sumber penghasilan lain. Mulai dari memiliki pekerjaan sampingan sebagai freelance, membuka usaha di rumah, hingga menjalankan bisnis online.

 

Jika ini kamu secara disiplin menerapkan budgeting dan investasi, maka rasanya untuk jangan terlalu khawatir meski jadi Generasi Sandwich.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, salah satu cara untuk menyiapkan dana darurat adalah dengan investasi emas. Instrumen emas adalah investasi jangka panjang, apalagi dengan emas digital kamu tak harus butuh modal besar. Kamu bahkan bisa investasi mulai dari Rp5 ribuan.  

 

Dengan Panen Emas, kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a! Jadi kamu bisa mendapatkan double cuan melalui bunga dari Panen Emas dan juga pertumbuhan aset emas setiap tahunnya! Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!