Jadi Pahlawan Bumi dari Sepiring Nasi!



Halo Sobat Treasury, saat kita makan apalagi kalau lagi lapar-laparnya pasti gak bakal mikir kalau ternyata sepiring makanan punya pengaruh besar merusak atmosfer bumi dan pemanasan global? Faktanya memang proses panjang makanan sampai ke perut ada kegiatan yang tak terhindarkan yang meninggalkan jejak karbon. 

Tanaman padi dalam masa tanam dan perawatannya akan membutuhkan sekian banyak energi petani yang diperoleh oleh makanan, minuman dan energi BBM kendaraan motor roda dua yang digunakan petani ke sawahnya. Semua kegiatan tersebut meninggalkan jejak karbon. Kisah perjalanan butiran nasi ini tentu tidak berbeda jauh dengan produksi sayuran dan bahan makanan lainnya yang dihasilkan dari jejak karbon yang dihasilkan dalam proses tersebut. 

Belum lagi sisa sampah makanan tersisa. Indonesia ada diperingkat 2 di Asia Tenggara setelah Vietnam dengan angka 77 dibandingkan 76 kg sampah perkapita pertahun sampah makanan. Limbah sisa makanan mulai membusuk, gas rumah kaca utamanya metana akan dilepaskan ke atmosfer yang mana dampaknya 20 – 40 kali lebih kuat merangkap panas daripada karbon dioksida dan menjadi salah satu pemicu krisis iklim.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia, pada tahun 2018 sebanyak 44% timbulan sampah di Indonesia merupakan sampah makanan. Sementara itu, menurut laporan Bappenas tahun 2021, rata-rata emisi gas rumah kaca dari sampah makanan selama tahun 2000 sampai 2018 di Indonesia sebesar 82,26 Mton Co2ek.

Tentu kita tak boleh pasrah dan diam begitu saja. Kita bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi jejak emisi karbon. Minimal dari diri kita sendiri, seperti tidak menyisakan makanan, mengurangi konsumsi produk hewani, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan beberapa jenis makanan  seperti produk daging dan susu, dapat memiliki emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan  berbasis tanaman.

Kita juga bisa merencanakan menu makanan mingguan untuk menghindari pembelian impulsif berujung mubazir. Mulai bertanam sayuran dan buah-buahan sebagai pemenuhan kecukupan nutrisi tubuh yang minim jejak karbon

Mulailah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam mengurangi emisi gas karbon. Karena nyatanya menghapus jejak karbon memerlukan effort tersendiri dengan motivasi demi mewariskan pada anak cucu kita sebuah masa depan dan kehidupan. Tidak hanya berhenti pada satu generasi saja, tetapi menata keberlanjutan dan kelestarian fungsi alam bagi kehidupan. 

Salah satu cara sederhana buat ngurangin karbon di atmosfer adalah dengan menanam pohon. Pohon itu tuh hebat, bisa mengurangi co2 dari udara dan hasilkan oksigen yang kita butuhkan. Jadi, cobain deh menanam pohon di sekitar kita, buat nambah oksigen dan menekan co2.

Berangkat dari kekhawatiran ini, maka Treasury ingin terlibat langsung dalam pengurangan emisi karbon. Sebagai aplikasi transaksi emas digital, Treasury juga sadar bahwa dari setiap 1 gram emas yang dihasilkan juga menyumbang emisi karbon sebesar 28.2 kg (sumber: spglobal.com).

Untuk itu, sebagai bentuk tanggung jawab, maka Treasury memprakarsai proyek Green Gold. Sebuah inisiasi pertama di dunia, dimana mengajak para investor emas lebih bertanggung jawab terhadap alam dengan menetralkan emisi gas karbon yang dihasilkan. Dengan mengaktifkan tombol Green Gold, maka Sobat menjadi investor emas yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kalian dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon dan pengurangan emisi karbon.

Green-gold-banner

 

Green Gold, Berinvestasi #BuatMasaDepan Lebih Baik

Sobat Treasury, bagi kamu yang ingin menjaga keseimbangan yang harmonis antara investasi dan pelestarian lingkungan hidup, yuk ikutan program ini! Sebab, perubahan iklim adalah tantangan yang kita hadapi bersama. Mari kita buat perbedaan!

Nah! caranya cukup sederhana yaitu dengan mengaktifkan tombol ‘Green Gold” di setiap pembelian emas di aplikasi Treasury! Voila, kamu langsung otomatis ikut program penghijauan lingkungan dan penanaman pohon. Mudah kan?!

Treasury bermitra dengan Jejak.in untuk melakukan penanaman pohon dengan fokus area konservasi. Pohon yang akan ditanam pun dengan seksama dipilih untuk mengurangi emisi gas karbon, yakni pohon trembesi dan pohon nangka. Penanaman kedua pohon ini turut menciptakan dampak positif dengan meningkatkan kondisi sosial-ekonomi, membantu penduduk lokal memiliki pendapatan tambahan serta kepedulian terhadap lingkungan yang dilaksanakan secara berkelanjutan

Melalui inisiatif Green Gold, setiap investasi emas di dalam aplikasi Treasury kini menjadi langkah kecil menuju perubahan besar dalam pelestarian lingkungan, menunjukkan bahwa setiap orang memiliki peran dalam memerangi perubahan iklim. Mari kita tanam benih harapan di setiap gram emas, untuk bangun masa depan dunia yang lebih cerah bersama-sama.

Investing in Gold, Planting for The Future. #GreenGold