Istri Makin Jago Kelola Keuangan dengan Baik Kalau Punya Ini



Dalam rumah tangga, istri memegang peran strategis. Tak sebatas yang bertugas merawat dan mendidik anak, dia juga berperan untuk mengelola keuangan sehari-hari. Bahkan, istri juga membuat keputusan strategis yang menyangkut urusan keuangan, seperti belanja dan investasi.

Seorang perencana keuangan, Aliyah Natasya, menilai keuangan keluarga yang sehat dibangun oleh sistem kelola finansial yang disediakan khusus dengan kondisi keluarga. Di sinilah ibu rumah tangga penting untuk cakap menilai kemampuan finansial keluarga dan mengelola finansial dengan komitmen yang kuat. Untuk itulah, literasi keuangan yang baik diperlukan. 

“Sebagai chief financial officer, setiap perempuan harus memiliki literasi keuangan yang baik,” kata Aliyah dikutip dari merahputih.com.

Sekadar informasi, literasi keuangan merupakan kemampuan pengelolaan keuangan yang beragam, seperti investasi dan membuat anggaran, dilansir dari laman OK Bank, literasi keuangan tak hanya sekadar pengetahuan, tetapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Punya Peran Penting, Tapi Literasi Keuangan Minim

Istri memang memegang penting dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Akan tetapi, literasi keuangan yang minim membuat mereka kesulitan dalam mengatur uang.

Menurut survei OJK pada 2019, indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen. Rinciannya, tingkat literasi keuangan laki-laki sebesar 39,94 persen dan wanita 36,13 persen.

Chief Marketing and Communication Officer Prudential Indonesia, Luskito Hambali, mengatakan ada jarak literasi keuangan antara perempuan dan laki-laki meskipun angkanya kecil.

“Padahal, perempuan memiliki peran yang sangat penting, khususnya dalam rumah tangga untuk mewujudkan keluarga yang tangguh secara finansial,” kata Luskito.

 

Susah Atur Duit karena Literasi Keuangan Minim

Ternyata, tingkat literasi keuangan seseorang ini berkaitan dengan kemampuan mengatur keuangan. Ada 50 persen istri tak yakin terhadap keputusan finansial yang diambil dan kesulitan dalam  merencanakan keuangan jangka panjang. Ada juga 62 persen yang kesulitan merencanakan keuangan jangka panjang dan memerlukan informasi lebih lanjut agar pengambilan keputusan keuangan yang tepat bisa diambil. Padahal, 85 persen aktivitas belanja keluarga diatur oleh istri.

Hal ini juga diperkuat oleh temuan survei yang dilakukan OVO. Survei menunjukkan kurangnya literasi keuangan bagi perempuan menyebabkan mereka kesulitan mengelola keuangan.

Menurut survei terhadap 367 responden di Jabodetabek dan sekitarnya, ada 7 dari 10 ibu yang kesulitan mengelola keuangan keluarga dan hanya 1 yang bisa mencatat keuangan selama pandemi Covid-19.

Survei ini juga menunjukkan bahwa ada 50 persen ibu yang punya dana darurat. Mereka terbantu dengan keberadaan dana ini untuk menutupi pengeluaran harian selama pandemi Covid-19. Lalu, 50 persen lainnya tidak punya dana darurat. Kemudian, hanya 8 persen ibu yang menganggap investasi sebagai prioritas dalam pengelolaan keuangan keluarga. Disebutkan bahwa angka literasi perempuan dan ibu di Indonesia sebesar 38 persen.

Head of Corporate Communication OVO, Harumi Supit, mengatakan mereka bisa mengatur keuangan dengan lebih mudah jika memiliki literasi keuangan yang baik. Kaum hawa yang punya literasi keuangan yang lebih baik akan memiliki banyak akses keuangan.

 

Tingkatkan Literasi Agar Makin Mahir Mengatur Uang

Meningkatkan literasi keuangan bisa membuat kamu semakin mahir dalam mengelola uang, termasuk keuangan rumah tangga. Berikut ini adalah delapan cara yang bisa dilakukan istri untuk meningkatkan literasi keuangan.

 

Pertama, mengenali kondisi keuangan keluarga. Kamu bisa mengetahuinya dari daftar pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Pendaftaran ini bertujuan untuk mengenali kondisi keuangan keluarga. Di sini, Sobat Treasury bisa menganggarkan terlebih dahulu kebutuhan wajib, seperti uang belanja bulanan, transportasi, sampai biaya sekolah anak.

Kemudian, kamu bisa membuat daftar jumlah tabungan dan aset yang kalau dijual punya potensi yang besar. Jangan lupa juga untuk mengecek total harta yang dimiliki masih lebih besar daripada hutang.

 

Kedua, menentukan kebutuhan dan keinginan pada masa depan. Sobat Treasury bisa membuat skala prioritas dan tenggat waktu sesuai dengan target. Misalnya, anak berusia 2 tahun dan direncanakan masuk TK usia 5 tahun. Ada waktu 3 tahun bagimu untuk menyiapkan biaya sekolahnya.

 

Ketiga, buat anggaran. Anggaran ini menjadi hal penting untuk mewujudkan target keuangan. Anggaran ini mencakup biaya kebutuhan pokok, cicilan, tabungan, sampai investasi. Kamu bisa menggunakan rumus 10-20-30-40. Rinciannya, 40 persen untuk kebutuhan hidup seperti biaya makan dan transportasi, 30 persen untuk cicilan hutang, 20 persen untuk menabung dan investasi, serta 10 persen biaya sosial, sumbangan, dan zakat.

 

Keempat, bijak berbelanja. Sobat Treasury bisa membatasi pengeluaran dengan membuat anggaran harian. Pembuatan anggaran ini membantumu untuk belanja hal-hal yang penting saja dan mencegahmu dari belanja yang tidak penting. Jangan lupa juga untuk mengabaikan pengeluaran yang tidak penting. Alangkah lebih baik kita mengabaikan godaan diskon yang bertebaran, apalagi saat dompet pas-pasan.

 

Kelima, evaluasi bulanan. Biasakan juga untuk mengkaji ulang catatan pemasukan dan pengeluaran keluarga selama sebulan sebelumnya. Dari sini, kita bisa mengukur strategi yang digunakan sesuai atau tidak dalam mengelola keuangan. Sobat Treasury juga bisa mengetahui skala prioritas dan pembagian anggaran bisa berjalan baik atau tidak.

 

Keenam, menabung di awal. Kamu sebaiknya menyisihkan dana untuk tabungan. Alangkah baiknya kalau kamu menabung setelah menerima gajian, setelah itu sisanya digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan lainnya. “Jangan takut kekurangan karena sebetulnya pengeluaran kita dalam batas tertentu akan mengikuti seberapa banyak uang yang kita pegang,” kata penulis buku “Cerdas dan Bijak Mengatur Keuangan Rumah Tangga”, Wahyuni Indriyani, dalam bukunya.

 

Ketujuh, mempersiapkan dana darurat kalau belum ada. Banyak orang menyepelekan keberadaan dana darurat. Padahal, uang ini bisa menutup kebutuhan tak terduga, seperti ada PHK dan anggota keluarga harus dirawat inap. Idealnya, dana darurat ini sebesar 6-12 bulan pengeluaran bulanan.

 

Kedelapan, jangan segan investasi. Memang tak sedikit orang yang menyepelekan investasi. Padahal, kegiatan keuangan ini bisa membantu mereka untuk mewujudkan keuangan lebih cepat seperti dana darurat serta pengumpulan uang muka untuk beli rumah. Investasi ini juga bisa membantu harta untuk berkembang biak.

Menggali informasi seputar investasi, seperti instrumen keuangan, fitur, dan manfaat yang diberikan ini juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan literasi keuangan, lho. Bagi kaum istri yang bingung menentukan instrumen investasi, emas bisa jadi pilihannya.

Ya, emas memang sangat populer dalam masyarakat, terutama kalangan ibu-ibu. Selain nilainya tetap terjaga, harga emas bisa naik setiap tahun dan tahan terhadap inflasi. Emas juga gampang dibeli dan mudah pula untuk dijual.

Kini, membeli emas pun tak perlu repot pergi ke toko. Kamu bisa membelinya melalui aplikasi smartphone, seperti Treasury. Aplikasi emas digital ini menawarkan sederet kelebihan, seperti harganya yang terjangkau mulai dari Rp5 ribuan.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!