Ini Dia Risiko Ogah Bahas Uang dengan Pasangan Sebelum Menikah



Pernikahan memang bukanlah sesuatu yang main-main. Ada banyak hal yang harus dibicarakan bersama pasangan sebelum mantap menikah. Salah satunya adalah membahas keuangan sebelum menikah.

 

Mengapa pembahasan tentang uang itu penting?

Meskipun kerap dianggap tabu, masalah uang tidak bisa dipandang sebelah mata sebab bisa menyebabkan keretakan rumah tangga, bahkan bisa menyebabkan perceraian, menurut Survive Divorce. Misalnya, perbedaan tujuan masa depan, hutang yang tidak diketahui pasangan, kehilangan pekerjaan, sampai penggunaan kartu kredit yang tidak bijak.

Selain perceraian, ada juga bahaya-bahaya lainnya jika uang tidak dibahas bersama pasangan sebelum menikah.

Pertama, kecewa karena pasangan tidak sesuai ekspektasi. Sebagian besar orang ingin punya pasangan yang mapan, ya, setidaknya punya pekerjaan yang bergaji cukup setiap bulan. Dalam berumah tangga, pasangan suami istri akan mengeluarkan banyak uang untuk mencukupi banyak kebutuhan. Ingat, cinta saja nggak cukup untuk memenuhi keperluan rumah tangga. Jika penghasilan tidak dibahas, bisa saja kamu merasa kecewa melihat pendapatan dan karier pasangan yang tidak sesuai dengan harapan. 

Kedua, pasangan bisa merasa dibohongi. Misalnya, kamu punya gaji di atas rata-rata, namun tidak memberitahukannya kepada pasangan. Atau, kamu memberikan separuh gaji kepada orang tua tanpa memberi tahu pasangan. Hal-hal inilah yang akan membuat pasanganmu sakit hati setelah menikah nanti. Meskipun merasa tabu untuk dibahas, menutupi keadaan finansial dari pasanganmu pun bukanlah hal yang baik, lho, Sobat Treasury.

Ketiga, pasangan bisa saja tidak menghormatimu. Dalam rumah tangga, keuangan juga berkaitan dengan rasa hormat, misalnya dari istri ke suami. Suami memang lebih sering menjadi tulang punggung keluarga. Makanya, suami diharapkan punya penghasilan yang lebih banyak. Kalau tak jujur dari sebelum menikah tentang kondisi keuangan seperti gaji, tanggungan, dan hutang, yang ada dia akan kehilangan rasa hormat dari istrinya.

Keempat, kebahagiaan berumah tangga pun berkurang. Rasa kecewa yang muncul karena “ditipu” oleh pasangan akan membuat pihak lainnya tidak bahagia ketika berumah tangga. Rasa percaya kepada pasangan pun akan susah untuk dibangun kembali meskipun dia sudah berkata jujur tentang kondisi keuangannya sekarang.

 

Lalu, apa saja yang harus dibicarakan bersama pasangan sebelum menikah?

Ada beberapa hal yang bisa kalian bicarakan. 

Pertama, penghasilan dan pengeluaran. Sobat Treasury dan pasangan bisa membahas penghasilan agar tahu jumlah pendapatan masing-masing orang. Jangan lupa untuk memberitahukan aset-aset yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kalian merencanakan keuangan rumah tangga dengan mudah.

Pengeluaran pun tak boleh luput dari bahasan. Orang yang berpenghasilan banyak belum tentu bisa sejahtera hidupnya. Siapa tahu dia tidak bisa menabung karena gaya hidupnya yang konsumtif. Kalau membahas pengeluaran uang bersama pasangan, kamu bisa tahu cara dia membelanjakan uangnya dan mempermudah untuk menentukan gaya mengelola keuangan rumah tangga.

Kedua, tujuan keuangan. Alangkah baiknya ada tujuan setelah menikah. Misalnya, ingin membeli rumah atau apartemen. Atau, merencanakan anak berapa dan sekolah di mana. Ini bisa dibahas agar tujuan keuangan setelah pernikahan menjadi jelas. Kamu juga bisa lebih mudah menentukan strategi pengelolaan keuangan rumah tangga kalau sudah ada tujuannya.

Ketiga, hutang. Yang satu ini tidak boleh luput dari pembahasan uang bersama calon pasanganmu kelak. Hal ini bertujuan untuk mencegah kesusahan setelah berumah tangga. Kamu bisa bertanya apakah ada beban hutang, cicilan per bulan, dan jatuh temponya. Jangan sampai setelah menikah, pasangan baru ketahuan terlilit hutang.

Keempat, tanggungan. Sobat Treasury juga bisa menanyakan apakah pasangan punya tanggungan keluarga agar menghindarkan rumah tangga dari polemik. Misalnya, ada adik-adiknya yang harus bersekolah dan mengurus orang tua yang sudah pensiun.

Kelima, tanggung jawab. Setelah tahu profil risiko masing-masing, bahas juga soal pembagian tanggung jawab keuangan. Misalnya, siapa yang bertanggung jawab mengelola uang belanja, tagihan, dan investasi. Lalu, apakah dilakukan sendiri-sendiri atau membuat rekening belanja. Jangan lupa bahas juga jumlah porsi masing-masing.

Untuk investasi, kalian bisa melirik emas sebagai instrumennya. Selain tahan dari inflasi dan nilainya tetap terjaga, harga emas juga bisa naik setiap tahun.

Tak hanya itu, logam mulia ini juga mudah sekali dibeli dan dijual. Selain toko emas, kamu juga bisa membelinya melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Kamu bisa membeli emas cukup sekali klik di Treasury dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Harganya lebih murah daripada segelas boba milk tea, kan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!