Indonesia Gawat! 40 Persen Generasi Sandwich Tak Punya Dana Darurat!



Sobat Treasury, fenomena sandwich generation di Indonesia bukan sekedar viral-viralan semata. Faktanya menunjukkan hal yang serius bahwa Indonesia 2 tahun mendatang bakal memiliki 100 juta generasi sandwich yang harus menanggung hidup anak-anaknya, tetapi juga orang tua mereka. Dengan kata lain, generasi tersebut terjepit oleh generasi sebelum dan sesudahnya, seperti bentuk sandwich.

 

Melansir data BPS, rasio ketergantungan atau dependency ratio Indonesia pada tahun 2025 ditaksir bertengger di angka 47,2. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif bakal menanggung 47 sampai 48 orang usia non produktif. Kondisi itu diprediksi bakal berlanjut hingga tahun 2035, di mana dependency ratio diproyeksi mencapai 47,3.

 

Hasil survei terbaru dari Tirto dan Jakpat menunjukkan, generasi sandwich harus menyokong hidup anak sekaligus orangtua mereka, sebanyak 48,62 persen generasi sandwich mengaku sulit mencapai tujuan finansial pribadi. Dengan rincian, sebanyak 33,60 persen responden mengaku agak sulit dan 15,02 persen responden mengaku sangat sulit.

  

Di tengah tuntutan memberi sokongan finansial kepada anak, orang tua dan saudara/kerabat terdekat, dana darurat menjadi salah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan bagi generasi sandwich. Padahal keberadaan dana darurat untuk antisipasi dan dapat digunakan ketika peristiwa atau keadaan darurat yang tidak diantisipasi atau tidak diharapkan terjadi. Misalnya seperti dana untuk berobat ketika sakit, perbaikan kendaraan/rumah hingga ketika kita kehilangan sumber penghasilan. 

 

Hasil survei ini merekam bahwa sebagian besar generasi sandwich (47,69 persen) telah memiliki dana darurat atau tabungan meski masih jauh dari target. Sementara, hanya 12,38 persen yang mengaku sudah memiliki dana darurat dan dianggap telah mencukupi. Selebihnya, sebesar 33,33 persen generasi sandwich mengaku tidak memiliki dana darurat tetapi sedang berusaha untuk mencoba menyisihkan. 

 

Dan, menariknya terdapat 6,59 persen generasi sandwich yang menyatakan tidak sanggup/tidak memungkinkan menyisihkan pendapatan untuk dana darurat/tabungan. Bisa dibilang bahwa sekitar 39,92 persen belum memiliki dana darurat. Lebih lanjut, hasil survei juga mengungkap bahwa sebanyak (38,47 persen) generasi sandwich mengaku sudah mulai melakukan investasi dalam bentuk emas, reksa dana, saham, dan bentuk investasi lain tetapi masih jauh dari target. 

 

Tercatat, hanya sebesar 11,46 persen yang mengaku sudah memiliki investasi dan telah sesuai dengan target. Sementara, sebagian besar generasi sandwich 50,06 persen mengaku belum melakukan investasi. Dengan rincian, 35,57 persen sedang berupaya untuk menyisihkan pendapatan untuk diinvestasikan dan 14,49 persen menyatakan tidak sanggup/tidak memungkinkan untuk melakukan investasi.

 

Berapa idealnya dana darurat yang harus dipersiapkan?

 

Sob, Idealnya, jumlah dana darurat per orang minimal 3 kali pengeluaran rutin per bulannya. Jadi untuk Anda yang single, dana yang perlu dipersiapkan untuk dana darurat adalah sebanyak 3-4 kali lipat pengeluaran rutin per bulan. 

 

Sedangkan jika kamu sudah menikah namun belum memiliki anak, besaran dana darurat yang dibutuhkan adalah sekitar 9 kali jumlah pengeluaran rumah tangga. Lalu, jika kamu  sudah menikah dan memiliki anak, besaran dana darurat yang dibutuhkan adalah 12 kali jumlah pengeluaran rumah tangga. 

 

Simulasinya sederhananya, jika kamu memiliki pendapatan Rp5 juta per bulan, maka jika kamu telah menikah, maka jumlah alokasi dana darurat adalah 9 kali pengeluaran atau sebesar Rp45 juta, namun jika telah memiliki 1 anak, jumlah alokasi dana darurat adalah Rp60 juta tau setara 9 kali pengeluaran. Begitupun selanjutnya jika memiliki tanggungan anak lebih dari satu.  

 

Dan untuk menyimpan dana darurat di instrumen investasi merupakan langkah bijak. Mengingat jumlah bunga yang diberikan dalam investasi tentunya relatif lebih tinggi ketimbang tabungan yang berpeluang malah tergerus inflasi. 

 

Beberapa instrumen investasi bisa kamu pilih antara lain dan deposito, reksadana dan emas. Tentunya sebagai bentuk investasi, maka alokasi investasi dana darurat harus punya return yang lumayan yah. Tapi terutama pilih jenis investasi yang mampu bertahan dari inflasi serta sifatnya juga likuid atau mudah dicairkan kapanpun kamu butuh dana darurat.

 

Jangan Ditunda, Kamu Wajib Punya Dana Darurat

 

Sudah saatnya kamu yang merasa sudah dan bakal jadi generasi sandwich untuk memulai meyiapkan dana darurat dengan menghitung berapa rata-rata pengeluaran bulanan untuk mendapatkan jumlah dana darurat yang tepat. 

 

Alokasikan sejumlah dana tetap dari penghasilan kamu misalnya 10%-20% dari gaji bulanan selama 10 bulan ke depan. Lakukan penghematan dengan memangkas pengeluaran untuk hal-hal yang tidak perlu dan monitor terus dana tersebut ya, Sobat Treasury. 

 

Kamu juga bisa memulainya dengan cara yang mudah dan murah dengan investasi emas di Treasury. mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!