Hati-hati Bahaya Utang Konsumtif dan Cara Jitu Menghindarinya



Sobat Treasury, memilih berutang memang bisa menjadi pilihan bagi sebagian orang. Namun berutang tetap harus hati-hati dan penuh perhitungan yang matang untuk apa kamu berutang sekaligus menghitung kemampuan untuk mengembalikannya. Dalam pembagiannya, utang sendiri terbagi menjadi dua, yaitu utang konsumtif dan utang produktif. 

Pengertian sederhananya, utang produktif diambil demi menghasilkan pendapatan dan menambah kekayaan bersih. Istilahnya, kamu berutang untuk membantu mendapatkan kekayaan lebih besar di kemudian hari. Biasanya utang produktif banyak dilakukan oleh pengusaha. Sebaliknya, utang konsumtif merupakan jenis utang yang uangnya akan digunakan untuk keperluan konsumtif. Jadi uang ini akan dipakai untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dan nilainya bisa turun atau mungkin malah habis tanpa sisa.  

Dan yang kerap menjadi masalah adalah soal konsumtif. Sebagian masyarakat Indonesia banyak yang terjebak dalam utang konsumtif ini hanya untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup yang sifatnya kurang krusial. Contoh yang termasuk utang konsumtif ialah kartu kredit, pinjaman online, dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Kurang bijaknya penggunaan penggunaan utang sehingga mudah terlilit utang dan keuanganmu menjadi tidak sehat.

Banyak pakar keuangan menyarankan rasio cicilan utang dari pendapatan punya porsi ideal 30 persen dari pendapatan. Jika kamu punya gaji sesuai UMR, Rp4,5 juta per bulan, sehingga batas utang yang pas sebesar Rp1,35 juta. Utang ini meliputi cicilan misalnya kendaraan atau handphone. Rasio ini tidak boleh lebih dari 30 persen karena akan mengganggu alokasi dana lainnya seperti  tabungan dan dana darurat. Ingat, dana darurat dan tabungan jangan korbankan karena dua pos ini akan sangat bermanfaat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Sayangnya, banyak orang­-orang yang terbebani utang karena terlampau konsumtif. Mereka mengeluarkan banyak uang untuk mempunyai gaya hidup tertentu. Padahal, pemasukan mereka tidak sebesar itu. Tentunya, terlampau banyak utang akan berdampak negatif pada yang berutang. 

Sejumlah dampak langsung yang terjadi jika kamu punya utang produktif yang melebihi alokasi ideal dari total pendapatan, antara lain:

 

1. Lingkaran Setan Utang Berdampak Depresi

Jika seseorang terbiasa mengandalkan utang konsumtif, hal ini bisa menjadi pola perilaku yang sulit diubah. Ketergantungan ini dapat mengganggu perencanaan keuangan jangka panjang. Akibatnya, kamu bakal terus terjerat dalam lingkaran utang konsumtif, di mana seseorang harus mengambil utang baru untuk membayar utang yang lama.

Dampaknya cukup fatal. Psikologis kamu bakal stress, ketakutan dan depresi. Stress timbul karena kamu akan dibawah tekanan untuk segera melunasi utang. Perasaan negatif bakal muncul  silih berganti, jika berlangsung terus menerus dan dalam kurun waktu yang terlalu lama, akan menyebabkan depresi. Kamu dipastikan bakal terjebak dalam utang dan akibatnya, akan murung berkepanjangan mengarah ke depresi. Bahkan bisa berpengaruh pada kesehatan fisik seperti tekanan darah dan jantung. 

 

2. Merembet ke Pekerjaan dan Menganggu Pendapatan Utama

Dampak dari stress bisa kemana-mana, Salah satu yang bahaya adalah berdampak ke pekerjaan. Stress akan menurunkan daya pikir seseorang, ataupun membuat seseorang sangat tertutup terhadap orang lain. Selain itu, jika seseorang berutang  dan tak mampu membayar utang tentunya akan menciptakan ketegangan antara kolega ataupun manajemen. Ini bisa mempengaruhi karir seorang, pastinya. 

Semuanya bakal semakin rumit jika pedapatan utama kamu hilang. Tidak adanya uang pokok masuk maka kamu akan semakin terlilit semakin kencang dan tercekik utang. Amit-amit yah, kalau terjadi pada diri kita!

 

3. Utang Konsumtif dengan Rasio Barbar Hubungan Kolega dan Keluarga Rusak

Dan terakhir yang pasti berdampak dari utang konsumtif yang tak memperhitungkan rasio dengan pendapatan yaitu dapat menular pada keluarga dan orang terdekat kamu yang harus ikut memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi. Seperti yang diketahui, masalah uang umumnya merupakan pemicu perceraian dan hubungan pertemanan juga bisa rusak.

Kalaupun keluarga besar kamu baik dan mau membantu, sudah dipastikan keluarga besar kamu bakal membatasi kualitas hidup mereka gara-gara harus membantu menanggung utang kamu. Keluarga tersebut terpaksa berhemat sana sini dan melepaskan banyak hal, Mereka yang tak berhubungan dengan utang kamu justru ikut merana gara-gara kamu.  

Sobat Treasury dipastikan dampaknya sangat mengerikan bukan dari dampak utang konsumtif tanpa perhitungan matang? Beberapa perencanaan di bawah ini yang harus kamu lakukan agar terhindar dari utang konsumtif. 

 

1. Pertama dan Terpenting Buat Anggaran dan Rencana Keuangan

Tentunya yang pertama adalah memulainya dengan membuat anggaran yang jelas untuk pendapatan dan pengeluaran bulanan Anda. Identifikasi pengeluaran utama dan alokasikan dana dengan bijak. Bisa jadi, kamu tidak perlu berutang untuk membayar kebutuhan atau pengeluaran yang ada.

 

2. Harus Tahu Mana Kebutuhan dan Keinginan

Pertimbangkan dengan baik sebelum membeli sesuatu. Tanyakan pada diri sendiri apakah barang atau layanan tersebut benar-benar diperlukan atau hanya merupakan keinginan sesaat.

Jangan tergoda untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan, beri diri kamu waktu untuk berpikir sejenak sebelum benar-benar memutuskan.

 

3. Usahakan Belanja dengan Tunai

Hindari penggunaan kartu kredit jika memungkinkan. Gunakan tunai atau kartu debit untuk membayar belanjaan Anda agar lebih sadar akan uang yang kamu keluarkan. Melepaskan diri dari utang memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Butuh mindset positif dan disiplin diri untuk menghindari kebiasaan belanja yang tidak sehat yang berujung pada utang. Ingat! utang hanya akan membuat bunga utang menumpuk dan semakin banyak biaya yang harus ditanggung.  

 

4. Kalaupun Terpaksa Berutang, Pertimbangkan Rasio Utang dan Pendapatan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, alokasi utang dan pendapatan idealnya 30 persen dari pendapatan agar pengeluaran kamu tidak melebihi pendapatan. Kalaupun terpaksa berutang harus pertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk mencicil sesuatu. Cicilan yang berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran lebih besar dalam jangka panjang.

 

5. Perhatikan soal Bunga Rendah Jika Terpaksa Berutang

Jika memungkinkan, selalu usahakan untuk melunasi utang dengan cepat. Utang berkepanjangan dapat menimbulkan bunga dan biaya tambahan.Jika kamumemutuskan untuk meminjam uang, pahami dengan baik bunga dan biaya yang terkait. Bandingkan pilihan pinjaman dari berbagai sumber untuk mendapatkan yang terbaik.  

 

Butuh Dana Cepat? Jamimas Solusi Tepat dengan Bunga Rendah 

Sobat Treasury, bicara soal dana cepat dengan bunga rendah, Treasury menawarkan solusi cepat bagi kamu untuk dapat cash yang gampang dan bersahabat bagi dompet. Melalui fitur Jamimas, Sobat bisa menjual sementara emas digital ke Treasury.

Lewat Jamimas, kamu bisa menjual sementara emas digital ke Treasury agar dapat dana cepat. Nah, kamu bisa membayar cicilan setiap bulan bergantung pada periode yang kamu pilih. Selain bebas biaya admin di awal, kamu juga mendapatkan biaya Jamimas 0,9 persen per 15 hari. Misalnya, kamu jual sementara emas 1 bulan, maka biaya Jamimas cukup 1,8 persen. Kalau sudah selesai, emas digital akan balik lagi ke Saldo Emas Treasury. Emas kamu juga akan terus tumbuh seiring dengan pergerakan harga.