Harga Emas Berbalik Melemah Gara-gara Inflasi di AS Naik Tak Terduga



Setelah dua hari menguat berturut-turut, harga emas kembali melemah. Pelemahan ini disebabkan oleh dolar AS yang melesat pasca rilis data inflasi.

Harga emas hari ini di Treasury bertengger di level Rp846.149. Jika dibandingkan dengan kemarin, harga emas melemah Rp1.392. Di pasar spot, harga logam kuning ini merosot 1,22 persen ke US$1.703,09 per ons dan emas berjangka AS turun 1,55 persen ke US$1.713,7 per ons.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja di AS, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,1 persen secara month to month (m-to-m) dan 8,3 persen secara year-on-year pada Agustus 2022. Kemudian, inflasi inti--tidak termasuk harga BBM dan pangan--naik 0,6 persen dari Juli 2022 dan 6,3 persen dari Agustus 2021.

Kenaikan IHK ini tak terduga karena harga bensin turun, tetapi biaya sewa dan pangan naik. Ditambah lagi dengan komentar hawkish dari pejabat The Fed yang bersikukuh menaikkan suku bunga acuannya agar untuk meredam inflasi.

Alhasil, indeks dolar AS naik 1 persen dan membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Sekadar informasi, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, mencapai posisi tertinggi di 109,49.

Data inflasi ini juga memperkuat taruhan pasar bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya kembali. Trader senior di Heraeus Precious Metals di New York, Tai Wong, menilai ancaman kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 75 basis poin, bisa menendang emas ke tempat terendah, ditambah lagi indeks dolar AS yang melonjak. “Dolar AS melonjak dan mungkin terus menekan emas,” kata Wong.

 

Emas Diperkirakan Bergerak di Level Ini

Kemungkinan emas akan bertahan di level US$1.690-US$1.700 per ons dalam jangka pendek, kata dia. Dengan catatan, dolar AS tidak mencapai level tertinggi baru, kecuali ada hasil yang menunjukkan The Fed sangat hawkish minggu depan. “Kemungkinan mereka akan menunggu dan melihat pertemuan setelah itu pada bulan November,” ujar Wong.

Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, kondisi ini memperlihatkan tugas selanjutnya bagi bank sentral AS untuk menekan inflasi.

 

Malah Bisa Naik 100 Basis Poin?

Kini, pasar melihat ada peluang sebesar 81 persen untuk kenaikan suku bunga acuan The Fed sebanyak 75 basis poin. Kenaikan ini diprediksi terjadi pada rapat komite The Fed yang akan digelar pada 20-21 September 2022.

Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menyebut komponen makanan dan energi naik 0,6 persen pada inflasi Agustus 2022. Angkanya melebihi ekspektasi pasar yang hanya naik 0,3 persen. Meskipun mulai jinak, kata Wyckoff, inflasi di AS masih “panas”. Data perekonomian ini dinilai memantapkan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya. Malah, kenaikannya bisa lebih dari 75 basis poin pada pertemuan selanjutnya. “Bahkan bisa menaikkan suku bunga The Fed sebesar 1 persen (100 basis poin) pada pertemuan FOMC minggu depan,” kata dia.

Kenaikan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan. Namun, logam mulia ini masih dilirik oleh investor karena terkenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi karena nilainya tetap terjaga. Ditambah lagi, emas mudah untuk dibeli dan dijual.

Kamu ingin membeli emas, Sobat Treasury? Kini, kamu tak perlu capek-capek ke toko emas. Sekarang, logam kuning ini bisa dibeli melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu!

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!