Gaji UMR Bisa Nabung dan Investasi? Bisa Banget



Gaji UMR sering jadi alasan banyak orang untuk menunda investasi dan menabung, terutama yang bekerja di kota besar. Besarnya biaya kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup di sana sering menjadi hambatan orang untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk diinvestasikan dan ditabung.

Padahal, berapa pun gaji yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan asalkan bisa mengatur prioritas kebutuhan. Kalau tidak diatur dengan baik, gaji UMR ini bisa saja habis sebelum akhir bulan. Alhasil untuk mencukupi kebutuhan pun tak jarang dengan utang.

Lalu, bagaimana caranya agar bisa mengelola keuangan dengan baik meskipun gaji UMR?

 

Pertama, mengatur pengeluaran dan pemasukan. Dilansir dari IDX Channel, pengeluaran akan bergantung dengan pemasukan. Sobat Treasury pun harus pintar-pintar dalam mengatur keduanya setiap bulan. Hitunglah jumlah pemasukan dari pekerjaanmu, lalu perkirakan jumlah pengeluaran berdasarkan kebutuhan dan prioritas.

Misalnya, kamu mendapatkan gaji bulanan senilai Rp4 juta. Lalu, pengeluaran bulanan pun dihitung, misalnya kebutuhan primer seperti sewa kos, makan, dan listrik, dikutip dari tanamduit.com. Tak lupa juga membuat anggaran untuk menabung dan investasi.

Kemudian, buatlah daftar pengeluaran sekunder dan tersier, seperti hiburan dan belanja. Jangan lupa menyisihkan uang untuk bersedekah. Kalau rutin mengirim uang ke orang tua, pengeluaran ini juga perlu dicatat.

 

Kedua, membuat anggaran keuangan yang rasional. Saat mengatur alokasi gaji dan pengeluaran, Sobat Treasury perlu membuat anggaran yang rasional. Pendapatan dengan pengeluaran pun harus dibuat secara seimbang. Rencana anggaran dana lebih baik saat jumlah pengeluaran lebih sedikit daripada pemasukan.

Untuk rasio, kamu bisa menggunakan pola seperti ini 50:20:5:15:10. Rinciannya, 50 persen untuk kebutuhan primer, seperti tempat tinggal, makan, listrik, dan transport, dan internet. Kemudian, 20 persen disisihkan untuk tabungan dan investasi, 5 persen sedekah, 15 persen dikirim ke orang tua, dan 10 persen untuk hiburan, seperti belanja atau nongkrong bersama teman-teman.

Kalau tak ada pengeluaran rutin ke orang tua, kamu bisa menggunakan pola ini 60:20:10:10. Rinciannya, 60 persen untuk kebutuhan primer, 25 persen menabung dan investasi, 5 persen sedekah, dan 10 persen hiburan.

Jangan lupa terapkan mindset rutin menabung dan investasi setiap bulan.

 

Ketiga, mencatat setiap pengeluaran. Setelah membuat anggaran bulanan, realisasikan bujet itu dan disiplin menulis semua pengeluaran yang dilakukan.

Agar mudah mencatat, manfaatkan aplikasi pencatat keuangan di ponsel agar riwayat pengeluaran bisa ditulis dengan rapi. Ini bisa mempermudah kamu mengontrol pengeluaran agar sesuai dengan anggaran bulanan yang ditetapkan.

 

Keempat, mengevaluasi keuangan. Kalau sudah memiliki catatan keuangan yang lengkap, Sobat Treasury bisa mengevaluasinya setiap bulan.

Evaluasi ini mempermudah kamu untuk mengetahui pengeluaran yang sesuai atau tidak dengan anggaran dana bulanan. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan untuk mengubah anggaran yang sesuai atau mengurangi pengeluaran yang tak penting.

 

Kelima, dahulukan dana darurat sebelum investasi. Dilansir dari Kompas.com, Advisors Alliance Group, Andy Nugroho, menyarankan orang-orang untuk mendahulukan dana darurat sebelum memutuskan untuk berinvestasi jika belum ada anggaran itu. Dana darurat ini bersifat segera dan mudah diakses sewaktu-waktu kalau digunakan.

“Dalam jangka panjang, ini tentu akan bergulung terus semakin besar dan menguntungkan kita sendiri,” kata Andy.

 

Begini Cara Mengumpulkan Dana Darurat

Besar dana darurat ini sekitar 6-12 dari pengeluaran bulanan. Misalnya, pengeluaran bulananmu sekitar Rp2,8 juta. Berarti, dana darurat yang dibutuhkan sekitar Rp16,8 juta-Rp33,6 juta.

Untuk mengumpulkan dana darurat, Sobat Treasury bisa menggunakan emas. Salah satu keunggulannya, yaitu harganya naik setiap tahun ini bisa membuat dana daruratmu terkumpul lebih cepat.

Kamu bisa memilih platform Treasury sebagai tempat untuk menghimpun dana darurat. Di samping itu, ada fitur Rencana Emas yang bisa mempermudah kamu merencanakan dana darurat. Di sana, kamu bisa mengetahui seberapa banyak emas yang harus ditabung agar dana ini bisa terwujud dalam jangka waktu tertentu.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!