Dinanti Setahun Sekali, Ini Dia 6 Fakta Menarik Tradisi Mudik



Sobat Treasury, tidak lama lagi umat Muslim di Indonesia akan menyambut Ramadan. Bicara tentang Ramadhan, ada tradisi yang biasanya muncul pada bulan Puasa, yaitu mudik. Biasanya orang-orang yang merantau ke kota, berduyun-duyun pulang ke kampung halamannya menjelang hari raya Lebaran. Mereka pulang untuk melepas rindu dan bersilaturahmi dengan keluarga dan para tetangga. 

Tradisi mudik ini kerap menyita perhatian banyak orang. Selain peminatnya sangat banyak, perputaran uang selama musim itu pun juga fantastis. Pada arus mudik pada 2022, misalnya, pemerintah memprediksi ada 85,5 juta orang yang pulang kampung untuk merayakan Lebaran. Jumlah uang yang berputar selama Lebaran diperkirakan mencapai Rp42 triliun. Selain jumlah pemudik yang sangat banyak dan total uang yang berputar sangat banyak ada juga fakta-fakta menarik lainnya seputar tradisi mudik. Apa saja? Berikut ini rinciannya.  

 

Dimulai Sejak Era Majapahit dan Mataram Islam

Pertama, mudik ini sudah berlangsung sejak zaman dahulu kala, lho, Sobat Treasury. Meskipun tidak diketahui sejak kapan tradisi ini dimulai, para ahli sejarah meyakini mudik sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam.

Kala itu, wilayah kekuasaan Majapahit terbentang luas hingga Semenanjung Malaka dan Sri Lanka. Untuk menjaga kekuasaannya, kerajaan menempatkan para petingginya di masing-masing wilayahnya. Lalu, pada suatu masa, pihak kerajaan memanggil para petingginya untuk pulang kampung dan menghadap raja. Para ahli mengaitkan fenomena ini sebagai mudik. Aktivitas serupa juga dilakukan oleh Kerajaan Mataram Islam. Para pejabat kerajaan yang bertugas di daerah kekuasaan, pulang kampung saat Idul Fitri dan menghadap pimpinan.

 

Nggak Cuma di Indonesia

Yang kedua, tradisi mudik pun juga tidak hanya ada di Indonesia. Kebiasaan ini juga berlangsung di berbagai negara di penjuru dunia. Misalnya, di Malaysia, ada tradisi serupa mudik di Indonesia, yaitu balik kampung. Sama halnya dengan Indonesia, warga yang merantau ke kota, akan pulang ke kampung halamannya untuk merayakan Lebaran.

Selain itu, China juga punya tradisi mudik, lho. Para perantau biasanya akan pulang kampung untuk merayakan Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China. Tradisi pulang kampung pun juga ada di India. Menjelang perayaan Deepavali (Diwali), warga India berbondong-bondong mudik.

 

Jalan Macet Hingga Tiket Angkutan Umum Ludes

Fakta unik lainnya seputar mudik adalah jalan yang macet, terutama di daerah tujuan mudik, apalagi saat H-3 dan H-2 Lebaran. Kemacetan tidak hanya terjadi di jalan tol, tetapi juga jalan arteri. Selain macet, ada juga fenomena lainnya yang sering dijumpai ketika musim mudik, yaitu berburu tiket. Tidak sedikit orang-orang yang pulang kampung dengan kendaraan umum. Meskipun harga karcisnya lebih tinggi daripada hari-hari biasa, para calon penumpang tetap membelinya.

 

Program Mudik Gratis Bermunculan

Fakta keempat lainnya adalah program mudik gratis bermunculan. Saat musim mudik, banyak perusahaan dan instansi pemerintah menggelar progam mudik gratis. Program mudik gratis bertujuan untuk menekan penggunaan sepeda motor untuk dijadikan alat transportasi mudik. Di program ini, angkutan-angkutan yang digunakan adalah bus, kereta api, dan kapal. Karena jumlah kursi terbatas, para penyelenggara meminta masyarakat untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu agar bisa mengikuti program tersebut.

 

Ada THR

Fakta selanjutnya adalah pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) dari perusahaan kepada karyawan-karyawannya yang beragama Islam. THR ini bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan karyawan ketika merayakan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri.

Kebutuhan-kebutuhan Lebaran itu berupa bayar zakat, biaya mudik, hidangan Ramadhan, sampai beli baju baru. Mereka yang menerima THR pun tidak jarang menukarkannya menjadi uang-uang receh, mulai dari Rp2 ribu hingga Rp10 ribu-Rp20 ribu. Uang-uang ini akan digunakan untuk mengisi amplop Lebaran (angpao).

 

Bagi-bagi THR

Pemberian angpao tidak hanya terjadi saat perayaan Imlek, tetapi juga hari besar keagamaan. Orang-orang yang sudah bekerja, biasanya memberikan amplop Lebaran kepada anak, orang tua, atau sanak saudara yang masih kecil dan sekolah. Tidak jarang juga, mereka membagikan angpao untuk anak-anak tetangga. Uang yang akan dibagikan, akan dimasukkan ke amplop yang bernuansa Lebaran.

Selain uang receh, kamu juga bisa memberikan emas sebagai angpao Lebaran, Sobat Treasury! Ada banyak kelebihan yang dimiliki emas untuk dijadikan amlop Idul Fitri. Misalnya, logam mulia itu aman dari inflasi, sehingga nilainya tidak pernah turun. Harganya pun cenderung stabil dan naik setiap tahun.

 

Emas Digital Oke Banget Jadi Hadiah

Emas digital menjadi pilihan yang tepat untuk dijadikan angpao Lebaran. Selain praktis, Sobat Treasury tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli emas sebagai hadiah. Di Treasury, misalnya, kamu bisa memberikan emas digital kepada sanak saudara sebagai angpao Idul Fitri melalui fitur Hadiah Emas. Emas yang dikirim mulai dari 0,1 gram, lho!

Nggak hanya itu, ada lima desain sampul kartu Lebaran yang bisa kamu pilih. Sobat Treasury juga bisa menuliskan pesan agar hadiah ini terasa lebih personal. Gimana, menarik, kan? Makanya, yuk download aplikasi Treasury sekarang agar bisa mempersiapkan angpao emas untuk orang-orang tercinta!