Cerita Raja Terkaya Dunia Mansa Musa, Sawer Emas hingga Hiperinflasi



Sobat Treasury, tahukah kamu bahwa orang terkaya dunia dalam sejarah dunia modern adalah seorang raja asal Afrika Barat bernama Mansa Musa. Kekayaannya ditaksir tak terhingga, sebagian memprediksi kekayaannya mencapai 131 miliar USD atau setara Rp1,87 kuadriliun. Saking kayanya, dia pernah sawer emas ke sejumlah negara yang membuat harga emas dan ekonomi di negara tersebut mengalami hiperinflasi dengan  naiknya harga barang dan turunnya nilai uang secara drastis.

 

Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California menyatakan bahwa jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa. Hal senada juga diutarakan seorang penulis Jacob Davidson yang menyatakan bahwa kekayaan Mansa Musa melebihi dari orang bayangkan. Sejumlah sejarawan ekonomi satu suara bahwa kekayaannya tak mungkin diejawantahkan ke dalam angka.

 

Mansa Musa lahir tahun 1280 di keluarga para penguasa Mali. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali berkembang pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu. Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading.

 

Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.

 

Kathleen Bickford Berzock, yang merupakan spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern menyatakan bahwa sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas terhadap sumber-sumber kekayaan paling bernilai pada abad pertengahan. Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya.

 

Mansa Musa membuat kerajaannya, Mali, dan dirinya sendiri diakui dunia. Pada peta Catalan Atlas yang berasal dari tahun 1375, sebuah lukisan bergambar seorang raja Afrika yang duduk di atas singgasana emas di puncak Timbuktu, sambil memegang sepotong emas di tangannya.

 

Timbuktu menjadi El Dorado-nya Afrika dan orang-orang datang dari negeri yang dekat dan jauh untuk melihatnya. Pada abad ke-19, negeri tersebut masih menyimpan sebuah mitos sebagai kota emas yang hilang di ujung dunia, dan menjadi incaran para pemburu dan penjelajah Eropa, di mana hal ini sebagian besar berkat apa yang dilakukan Mansa Musa 500 tahun sebelumnya.

 

Kekaisaran Mali di Afrika Barat adalah kekaisaran yang bercorak Islam dari generasi sebelum Mansa Musa  memimpin pada 1312. Pada 1324, Mansa Musa I telah berencana melakukan perjalanan ziarah haji ke Mekkah. Namun untuk menempuh jarak kira-kira 4.000 mil itu Mansa Musa  tidak pergi sendiri. Ia pergi dengan rombongan kekaisarannya yang terdiri dari puluhan ribu tentara, budak, dan bentara. 

 

Mansa Musa dan rombongannya juga berbekal ratusan pon emas. Melansir Smart Asset, 12.000 budak Mansa Musa masing-masing membawa 4 pon emas, 80 unta yang masing-masing memikul 50-300 pon emas. Lima ratus pelayan Musa yang berkuda di depannya masing-masing juga membawa tongkat emas seberat 10,5 pon. Setiap pengemis yang terlihat, Mansa Musa  memberikan sedekah sebatang emas. 

 

Ia juga membayar pedangan di bazar-bazar dengan harga lebih berupa emas. Selain itu, Mansa Musa memberikan sumbangan amal resmi ke Mesir, Mekkah, dan Madinah yang masing-masing sebesar 1.250 pon emas. Hal itu membuat Mansa Musa dan rombongannya selalu menarik perhatian setiap penduduk dari wilayah yang mereka lewati dari Mali menuju ke Mekkah. 

 

Masuknya emas secara instan dan tak terhitung di Mesir, Mekkah, dan Madinah menyebabkan hiperinflasi yang belum pernah terjadi dan hampir memiskinkan ketiga kota besar itu selama lebih dari 10 tahun. Smart Asset memperhitungkan, dari total muatan emas yang dibawa semua unta Mansa Musa, setidaknya ada 71.000 pon emas yang pada dasar harganya rendah di Mali, diberikan ke daerah yang menganggap emas langka dan berharga. 

 

Artinya, dalam hal jatuhnya harga emas saja, kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh ziarah Mansa Musa ke Mekkah berjumlah 1,5 miliar dollar AS (Rp 21,4 triliun) dalam bentuk uang modern. Saking kayanya, dilansir dari The Sun menyebut Timur Tengah mengalami kerugian ekonomi sebesar 1,1 miliar Euro gara-gara harga emas yang jatuh. Dalam perjalanan pulang dari Tanah Suci, Mansa Musa coba membantu ekonomi Mesir yang anjlok gara-gara dia. Mansa Musa mengambil kembali emas di peredaran dan meminjamnya dengan bunga tinggi.

 

Benar-benar juragan emas yah Sob, Namun sepertinya di era sekarang tak ada lagi orang kaya yang nekat bagi-bagi emas kayak gini sehingga terjadi inflasi emas. Emas saat ini justru dianggap instrumen investasi yang tahan gerusan inflasi. 

 

Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!