Catat, Ini 5 Kesalahan dalam Mengelola Keuangan Rumah Tangga



Pasangan suami istri yang menikah mendambakan kehidupan rumah tangga yang indah dan harmonis. Mereka juga ingin kehidupan yang tenang dan tanpa prahara.

Nyatanya, ada saja pasutri yang tidak siap dengan berumah tangga, misalnya untuk urusan keuangan. Sebagian mereka tidak merencanakan keuangan setelah menikah dan kadang berpikir bisa menangani masalah finansial dengan baik.

“Suami cukup dengan mencari penghasilan dan istri cukup mengatur pemakaian sehari-harinya,” tulis penulis “Cerdas dan Bijak Mengatur Keuangan Rumah Tangga”, Wahyuni Indriyani.

Ada lima kesalahan keuangan rumah tangga yang dilakukan oleh pasutri. Apa saja?

 

Ini Rinciannya

Pertama, tidak mengetahui sejarah keuangan pasangannya. Mengetahui sejarah keuangan pasangan sebelum menikah ini sebenarnya perlu dilakukan. Misalnya, pasangan punya banyak tagihan sebelum menikah dan ada tanggungan di keluarganya atau tidak.

Kedua, tidak memahami budaya atau kebiasaan pasangan akan uang. Kebiasaan orang terhadap uang ini berbeda-beda. Ada yang suka menabung, boros dalam berbelanja, royal, sering berhutang, bahkan suka bermain aman. Kebiasaan ini juga sebenarnya tak boleh luput dari pantauan sebab dia akan membawa kebiasaan ini ke dalam rumah tangga.

Ketiga, saling menyimpan rahasia keuangan. Setiap pasangan memang berhak punya rahasia, tapi ini tidak berlaku di keuangan. Kamu yang sering menutupi kondisi keuangan, hanya tinggal menunggu bom waktu di rumah tanggamu.

Contohnya, meminjam uang dari pinjaman online dengan jumlah banyak dan tidak memberi tahu pasangan. Saat pasanganmu mengetahui hal ini, dia bisa saja marah dan kecewa.

 Jujurlah kepada pasangan dan diri sendiri tentang keuangan. Sebisa mungkin jangan menyimpan rahasia tentang uang sejak awal pernikahan.

Keempat, enggan bicara tentang uang. Padahal, pembahasan keuangan dalam rumah tangga ini penting. Melalui komunikasi, pasangan suami istri bisa menentukan hal-hal penting, seperti prioritas pemenuhan kebutuhan hidup, tabungan, dan investasi.

Saat membahas uang bersama pasangan, jangan lupa memilih waktu dan lokasi yang tepat. Ingat, jadikanlah percakapan tentang uang ini terasa menyenangkan dan tanpa menggurui satu sama lain.

Kelima, menyerahkan urusan uang kepada salah satu pihak. Pernikahan memang membutuhkan kepercayaan, termasuk soal mengelola keuangan rumah tangga. Akan tetapi, menyerahkan urusan uang kepada satu pihak bisa menimbulkan masalah pada masa depan.

Misalnya, suami mencari uang dan istri yang mengelola keuangan. Suatu saat, uang habis di tengah bulan untuk menutup kebutuhan sehari-hari—harga barang kebutuhan pokok tengah melejit. Biasanya uang ini habis tepat pada akhir bulan.

Ketika istri melapor kepada suami, ini akan menimbulkan kesalahpahaman. Suami akan menilai istri boros dan istri bisa menganggap suami pelit. 

 

Begini Solusinya

Urusan keuangan ini memang menuntut pasutri untuk saling terbuka. Diperlukan kerja sama yang apik antara suami dan istri. Begini caranya.

 

1. Hitung total pendapatan dan kebutuhan.

Kamu dan pasangan bisa menghitung total pendapatan yang masuk selama sebulan dan kebutuhan rumah tangga, seperti tagihan listrik, biaya makan, dan cicilan KPR. Jangan lupa untuk memasukkan pos investasi, dana darurat, dan tabungan, serta biaya gaya hidup. Dari sini, kamu bisa memperkirakan berapa anggaran yang akan dialokasikan ke masing-masing pos.

 

2. Membuat prioritas bulanan.

Daftar ini bisa membantumu untuk mengelola keuangan rumah tangga secara efektif. Dengan daftar prioritas, penempatan dana dan pengeluarannya bisa lebih rapi.

Misalnya, yang masuk daftar prioritas adalah tagihan listrik, belanja dapur, dan biaya makan. Ada juga cicilan rumah, biaya transportasi, sampai pendidikan kalau anak sudah sekolah.

 

3. Membagi tanggung jawab.

Suami dan istri yang berpenghasilan, harus membagi uangnya sesuai kesepakatan. Misalnya, istri menggunakan uangnya untuk investasi dan kebutuhan sehari-hari, sedangkan suami bayar tagihan listrik dan air, uang sekolah, serta cicilan lainnya.

 

4. Siapkan dana darurat.

Saat menjalani kehidupan rumah tangga, jalannya pun tak semulus jalan tol. Ada saja kebutuhan dadakan yang sering muncul.

Keberadaan dana darurat ini penting dan jumlahnya sekitar 6-12 bulan dari pengeluaran bulanan. Dana darurat ini akan menutup kebutuhan yang mendesak dan penting, seperti terkena PHK atau ada anggota keluarga yang sakit sehingga harus dirawat di rumah sakit. Dengan dana darurat, Sobat Treasury tak perlu menjebol tabungan atau investasi untuk biaya tak terduga.

Untuk menghimpun dana darurat, kamu bisa melirik emas. Platform Treasury bisa jadi pilihannya. Di sini, ada fitur Rencana Uang yang bisa membantumu untuk menghimpun dana darurat. Selain itu, emas di Treasury juga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!