Cara Jitu Siasati Gaji yang Sering Habis di Tengah Bulan



Pernah mendengar istilah gaji numpang lewat seperti air? Atau istilah gaji tiga koma alias setelah tanggal tiga langsung “koma” alias habis?

Ya, terkadang gaji hanya bertahan sementara setelah hari gajian tiba. Sebagian orang yang kesulitan mengatur uang akan mengalaminya. Gaji double digit pun bisa saja ludes sebelum hari gajian tiba kalau tidak bijak dikelola.

Tak jarang uang pun habis sebelum akhir bulan. Bahkan, pertengahan bulan gaji sudah ludes. Untuk bertahan hingga akhir bulan, tidak sedikit yang mengambil jalan pintas dengan berutang.

Ini bisa terjadi kalau kita tidak bijak mengelola gaji. Tingkat pengeluarannya pun lebih tinggi daripada pendapatan.

Disadari atau tidak, ada perilaku-perilaku yang membuat gajimu menguap begitu saja, lho, Sobat Treasury. Dikutip dari Liputan6.com, ada empat perilaku yang membuat gajimu bisa hilang begitu saja.

 

Pertama, mengeluarkan uang lebih banyak daripada kenaikan gaji. Tak ada yang salah meningkatkan standar hidup dengan pendapatan yang lebih besar.

Tapi, kalau dapat kenaikan gaji, sebaiknya tidak mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari kenaikan gajimu. Kalau hal ini dibiarkan terus-menerus, yang ada kamu akan sulit menabung dan investasi karena sudah terbiasa dengan standar hidup yang tinggi,

 

Kedua, tidak mempedulikan masa depan. Banyak orang menghindari suatu masalah ketika tahu untuk mengatasinya butuh perjuangan.

Kalau punya pemikiran seperti itu, artinya kamu berada dalam bencana karena itu juga berlaku untuk masalah keuanganmu. Biasanya, orang-orang lebih fokus kepada kebutuhan saat ini tanpa memperhatikan masa depan. Saat membuat keputusan keuangan, sebaiknya memikirkan dampaknya untuk masa depan.

 

Ketiga, punya pemikiran terlalu dini  untuk menabung. Kebanyakan orang muda berpikir masih terlalu cepat untuk menabung dan investasi. Makanya mereka lebih sering menghamburkan uang untuk membeli barang yang diinginkan dan bersenang-senang.

 

Keempat, tidak mencatat keuangan. Ini merupakan kebiasaan yang buruk untuk keuanganmu, lho, Sobat Treasury. Padahal, mencatat keuangan bisa membantu kita untuk melacak ke mana saja uang mengalir. Kalau tidak dicatat, pengeluaran-pengeluaran “kecil tapi rutin” bisa saja membuat uangmu cepat habis.

Misalnya, dikutip dari CekAja, pengeluaran makan di luar. Sebagai contoh, kamu menghabiskan uang Rp50 ribu untuk sekali makan di restoran atau kafe. Sebulan bisa empat kali makan di luar. Artinya, sebulan, menghabiskan uang Rp200 ribu. Bayangkan kalau sehari sekali makan di rumah makan dengan bujet segitu. Kamu bisa menghabiskan uang Rp1,5 juta.

Ada juga kebiasaan jajan yang tanpa sadar bisa “menggerogoti” dompet kita. Contohnya, sehari Sobat Treasury menghabiskan uang Rp10 ribu untuk jajan bakso, mie ayam, cilok, atau jajanan kekinian. Kalau setiap hari dilakukan, ini bisa menghabiskan uang Rp300 ribu.

 

Lalu, bagaimana caranya agar gaji tidak kandas pada tengah bulan?

 

Melansir Fimela dan Liputan6.com, ada beberapa cara untuk mencegah gaji habis di tengah bulan. Pertama, membuat skala prioritas. Melansir Fimela, kamu bisa membuat skala prioritas kebutuhan. Nah, dengan begini, bisa terlihat keperluan mana saja yang harus dicukupi dan mana yang tidak.

 

Kedua, melacak keuangan. Dikutip dari Liputan6.com, cobalah catat kebiasaan untuk mengalokasikan pendapatan selama sebulan. Bandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran selama sebulan terakhir.

 

Biasanya, sih, orang menghabiskan uangnya untuk makanan, transportasi, dan keperluan rumah. Sisanya untuk bayar cicilan, hiburan, belanja, dan jalan-jalan. Setelah itu, hitung persentase pengeluaran-pengeluaran itu. Dari sini, kamu bisa tahu pengeluaran apa saja yang wajib dan mana yang hanya tambahan.

 

Ketiga, cari tambahan uang. Kalau penghasilan lebih kecil daripada pengeluaran, itu tandanya kamu perlu tambahan uang. Agar tidak tekor, kamu bisa mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan.

 

Keempat, menghindari menyimpan uang tunai terlalu banyak. Menyimpan terlalu banyak uang tunai di dompet bisa saja membuatmu boros. Manfaatkan dompet digital beserta promonya agar semakin cermat dalam bertransaksi dan makin hemat.

 

Kelima, menggunakan metode 10-20-30-40. Metode ini bisa digunakan untuk merencakan keuangan. Rinciannya, 40 persen gaji digunakan untuk biaya kebutuhan sehari-hari seperti makan, transportasi, dan bayar tagihan pokok. Kemudian, 30 persen digunakan untuk cicilan utang, 20 persen tabungan dan investasi, serta 10 persen bersenang-senang seperti hobi dan liburan.

 

Sobat Treasury bisa melirik emas untuk dijadikan instrumen investasi dan menghimpun dana darurat. Logam mulia itu punya beberapa kelebihan, seperti tahan dari gerusan inflasi serta harganya yang bisa naik setiap tahun.

 

Aplikasi Treasury pun bisa jadi pilihan tempat untuk berinvestasi, apalagi di sini kamu bisa membeli emas dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es kopi susu kekinian, kan!

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!