Beli Mobil Atau Rumah Dulu, ya?



Buat Sobat Treasury yang sudah berpenghasilan, tentu saja ada banyak keinginan yang ingin dibeli.  Namun, keterbatasan uang yang dimiliki membuat kita harus pintar-pintar menentukan skala prioritas. Penentuan skala prioritas ini juga nggak mudah, lho, apalagi kalau kamu punya banyak tanggungan dan sudah berkeluarga.

Salah satu hal yang sering menjadi isu di kalangan pasangan muda adalah berhadapan dengan pertanyaan: mendingan beli rumah dulu atau mobil dulu, ya? Sebagian orang berpendapat lebih baik membeli mobil pribadi. Dengan kendaraan pribadi, kamu bisa bepergian lebih nyaman. Ditambah lagi, mobilmu bisa digunakan untuk mencari tambahan uang sebagai sopir taksi online, misalnya.

Ada juga sebagian yang menyarankanmu untuk beli rumah. Sebab, harga hunian makin lama makin naik, bahkan sering melampaui laju inflasi. Kalau menunda beli rumah, kamu bisa kesulitan punya hunian. Kalau tak punya hunian sendiri, uangmu hanya habis untuk membayar sewa kontrakan.

Masalahnya, harga dua barang ini mahal. Di pasaran, mobil LMPV rata-rata sudah di atas Rp170 jutaan per unit dan 7-seater sekarang berada di atas Rp200 juta. Harga rumah pun tak kalah menguras dompet. Rumah di atas lahan seluas 60 meter persegi saja harganya mencapai Rp400 jutaan per unit di kawasan Jabodetabek.

 

Bingung Memilih? Pertimbangkan Ini

Saat kebingungan memilih dua pilihan, kamu bisa melihat kondisi, kemampuan finansial, dan kebutuhanmu. 

Pertama, melihat kemampuan dompet. Sobat Treasury bisa melihat penghasilan apakah cukup untuk mengangsur rumah atau mobil? Sekadar informasi, bank membatasi beban cicilan yang disetujui maksimal sebesar 30 persen dari pendapatan rutin calon nasabah. Misalnya, pendapatanmu sebesar Rp10 juta per bulan. Kredit yang disetujui oleh bank maksimal Rp3 jutaan per bulan. Kalau penghasilan tidak memadai untuk mencicil rumah, lebih baik kamu mencari penghasilan tambahan.

Kedua, melihat kebutuhan. Kamu bisa mempertanyakan kebutuhan sebenarnya bagimu. Apakah mobil benar-benar digunakan untuk transportasi harian? Apakah kamu sudah menggunakan transportasi publik? Jika digunakan untuk mencari penghasilan tambahan, apakah bisa menutup cicilan? Kalau menunda beli rumah, kamu bisa mengeluaran biaya sewa rumah lebih banyak, kecuali jika tinggal bersama orang tua. Kalau aktivitasmu terhambat jika tidak punya kendaraan pribadi, itu berarti mobil merupakan kebutuhanmu. Begitu pula dengan rumah. Menunda membeli hunian pribadi bisa membuat penghasilanmu terkuras untuk ngontrak rumah.

Ketiga, memperhatikan nilai gunanya dalam jangka panjang. Kalau sudah berkeluarga dan punya anak, dahulukan punya rumah. Mobil dan rumah pun juga bisa dijadikan sebagai investasi. Kedua barang ini bisa menghasilkan cuan ketika tidak digunakan.

 

Buat Skenario

Agar tidak makin pusing, ada dua skenario yang bisa kamu perhatikan. 

1. Kalau beli mobil duluan.

Saat memutuskan beli mobil lebih dulu, kamu harus menyiapkan uang muka kalau ingin mengangsur. Lagipula, pengeluaran lanjutan pun juga harus kamu tanggung, seperti maintenance rutin, pajak, BBM, dan uang elektronik untuk membayar di tol. Apalagi, harga BBM cenderung lebih mahal seiring dengan tingginya harga minyak dunia dan dolar AS.

Konsekuensi berikutnya adalah harga kendaraan yang menurun. Ini berbeda dengan jika kamu memutuskan membeli rumah terlebih dahulu. Semakin lama, harga hunian bisa makin meningkat.

 

2. Kalau beli rumah duluan.

Jika memutuskan membeli rumah dulu, kamu harus menyiapkan uang muka angsuran, yaitu 10-30 persen. Kalau rumah yang ingin dibeli senilai Rp500 juta, artinya uang DP yang harus disiapkan sekitar Rp50 juta-Rp150 juta. Biaya ini belum ditambah dengan akad kredit, notaris, appraisal, dan lain-lain. Total biaya tambahan ini sekitar 10-12 persen dari total nilai kredit.

Namun, nilai rumah yang dibeli ini bisa terus naik. Kamu bisa menempati rumah yang dibeli setelah akad kredit selesai dan rumah tidak inden. Pengeluaran untuk mengontrak bisa dialihkan untuk cicilan rumah. Lalu, untuk bepergian, kamu bisa menggunakan transportasi publik seperti KRL, TransJakarta, dan taksi. Bepergian pun makin mudah dengan keberadaan ojek online dan taksi online.


Kesimpulannya Begini...

Kalau ditanya beli rumah dulu atau mobil, jawabannya lebih baik membeli hunian pribadi. Harga rumah ini bisa naik dari tahun ke tahun. Ditambah lagi uangmu hanya akan mengalir ke sewa kontrak kalau tidak segera membeli rumah sendiri.

Kalau mobil, kamu bisa menggunakan alternatif lainnya, seperti transportasi publik atau sepeda motor, kecuali kalau kamu benar-benar tidak bisa beraktivitas tanpa mobil pribadi. Kalau benar-benar memerlukan mobil, itu artinya kamu bisa mendahulukan pembelian kendaraan pribadi daripada rumah.

Bagaimana, Sobat Treasury? Sudah tidak bingung memilih ingin beli rumah dulu atau mobil dulu, kan? Buat kamu yang memutuskan membeli rumah atau mobil secara angsuran, ada cara yang bisa mempercepat pengumpulan uang muka, yaitu nvestasi.

Investasi emas bisa dipilih karena harganya bisa naik setiap tahun dan aman dari inflasi. Membeli emas pun sekarang makin mudah. Kamu bisa membeli emas secara online. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan. Mulai dari Rp5 ribu, kamu bisa langsung mengantongi emas. Murah, kan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!