Belajar dari Naguib Sawiris, Miliarder Tajir yang Investasikan Setengah Hartanya ke Emas



Naguib Sawiris adalah seorang pengusaha dan miliarder asal Mesir. Namanya sempat mencuri perhatian dunia saat ia menginvestasi setengah dari seluruh harta kekayaanya ke emas dengan jumlah nilai yang fantastis yaitu USD 5,7 miliar. Sawiris mengaku yakin harga emas akan selalu naik dari waktu ke waktu.

"Pada akhirnya kita memiliki China yang tinggi akan konsumsi emas, orang-orang juga cenderung pergi ke emas saat mereka dihadapkan pada sebuah krisis dan kita saat ini sedang memasuki masa krisis," tutur Sawiris kala itu. 

Pria yang lahir lahir pada tanggal 17 Juni 1954 di Kairo, Mesir, dan berasal dari keluarga terkemuka di dunia bisnis. Ayahnya, Onsi Sawiris, adalah pendiri Orascom Group, sebuah perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai sektor, termasuk telekomunikasi, konstruksi, media, dan properti. 

Naguib Sawiris merupakan anggota keluarga Sawiris yang telah berperan aktif dalam mengembangkan dan memperluas bisnis keluarga. Ia dikenal karena perannya dalam mengembangkan divisi telekomunikasi Orascom Group, yang kemudian dikenal dengan nama Orascom Telecom Holding (OTH). Perusahaan ini menjadi salah satu operator telekomunikasi terkemuka di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Naguib Sawiris muda sangat terinspirasi dengan ayahnya yang mengajarinya kewirausahaan. Sang ayah mengajarkannya bagaimana mempertahankan perusahaan, bagaimana membangun reputasi, serta bagaimana membangun merek dagang sendiri.

Bahkan sejak usia dini. Saat usia kanak-kanak Sawiris yang punya hobi bermain kelereng adalah pemain yang sangat handal, Dia kerap memenangkan permainan sehingga memiliki banyak kelereng, dia pun menjual kelereng itu dan menjadikannya cuan.  

Nasihat terpenting yang ia masih sangat ingat dari ayahnya sebagai seorang pengusaha adalah siap menjalani apapun. “Jangan pernah menerima jawaban tidak.” "Berapa kali kamu bertanya? "Saya bertanya kepadanya."Sampai aku mengerti," kata Sawiris.

Di usia mudanya, Sawiris mengaku enggan mengandalkan nama besar ayahnya. Saat masih kuliah ia bahkan menjalani usaha penerjemahan di  universitasnya, Institut Teknologi Federal Swiss Zurich, serta merintis sendiri bisnis perhiasan. “Saya melakukannya karena prinsip. Saya tidak ingin bekerja dengan ayah saya. Itu ego saya. Saya ingin membuktikan diri,” katanya.

Namun, seiring bertambahnya usia, Sawiris akhirnya bekerjasama dengan ayahnya. Hal lain yang ia pelajari dari ayahnya adalah saat melakukan kesepakatan dengan calon klien dan cara mengambil hati mereka,  

“Saya pernah mengadakan pertemuan yang sangat penting dengan seorang pelanggan di Swiss, dan ayah saya bertanya kepada mereka, 'Apa proyeknya? Dan dengan siapa Anda bekerja sekarang di Mesir?'”

Ketika mendengar nama pesaing yang sudah mengerjakan proyek tersebut, ayah Sawiris malah memuji sang pesaing. Sang ayah justru tidak menjatuhkan calon kompetitor dengan berkata apa adanya,

"Dia (ayah)  memberi tahu mereka (calon klien), 'Kami sangat senang bekerja dengan Anda, tetapi saya bakal membuat Anda merugi jika saya tidak mengatakan yang sebenarnya, bahwa kami tidak dapat melakukannya sebaik mereka (kompetitor). Saya tidak dapat membayangkan jika kalian meninggalkan mereka sebab mereka memiliki staf dan integritas yang Anda butuhkan.'”

Setelah itu, Sawiris bertanya mengapa ayahnya memuji pesaingnya, padahal saat itu dia dan ayahnya punya peluang untuk menyingkirkan kompetitor. Lalu sang ayah menjawabnya dengan jujur dan sederhana dengan menyatakan bahwa sang kompetitor itu sosok yang jujur. "Orang-orang sangat terkesan bahwa ayah saya akan melakukan itu.'”

Sawiris menyadari, katanya, bahwa ayahnya telah menunjukkan kepadanya bahwa untuk membangun reputasi kejujuran dan integritas adalah investasi jangka panjang. Kejujuran dan integritas akan melekat sampai kapanpun dan mendapat kepercayaan itu yang akan memberikan kesuksesan kemudian hari.

Kejujuran dan integritas itulah yang membuat Sawiris masuk jajaran orang berpengaruh di Mesir menurut Forbes, Sawiris sukses membangun kerajaan telekomunikasi sebagai operator seluler terbesar keenam di dunia dengan 86 juta pelanggan.

Di balik kesuksesannya di dunia bisnis, Naguib Sawiris juga dikenal karena aktivitasnya dalam berbagai bidang sosial dan filantropi. Ia mendukung berbagai proyek pembangunan dan bantuan kemanusiaan di Mesir dan di seluruh dunia.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, ingin belajar sukses seperti Naguib Sawiris? maka mulailah untuk berinvestasi emas. Sebagai logam mulia yang tahan dari gerusan inflasi, emas juga sangat mudah dicairkan. Dan yang terpenting, logam mulia ini selalu ada tren kenaikan nilainya. Kini, Sobat Treasury bisa membeli emas dengan cukup mudah dan murah lho!. Kamu juga bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa menumbuhkan asetmu s.d 9% p.a di fitur Panen Emas atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah. Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!