Begini Cara Hadapi Kredit Macet Tanpa Panik



Sobat Treasury, pernah mendengar istilah kredit macet? 

Ya, kredit macet ini terjadi ketika debitur tidak bisa membayar cicilan utang. Ada banyak faktor yang membuat debitur tidak punya uang yang cukup untuk melunasi cicilan. Misalnya, si pengutang tidak bisa merencanakan keuangannya dengan baik dan mengajukan pinjaman di atas kemampuannya. Penyebab selanjutnya, peminjam mengajukan hutang untuk kebutuhan konsumtif. 

Cicilan yang tak kunjung dibayar ini akan berganti menjadi kredit macet kalau si peminjam tidak membayarnya dalam waktu enam bulan. Tentu saja ada dampak-dampak negatif dari kredit macet bagi peminjam uang.

Pertama, dia akan kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan lain. Lembaga keuangan seperti bank atau perusahaan pembiayaan akan mengecek riwayat kredit calon debitur apakah layak atau tidak mendapatkan pinjaman. Jika ternyata yang bersangkutan punya kolektabilitas kredit dalam perhatian khusus (DPK), dia mungkin masih berkesempatan mendapatkan pinjaman, tetapi dengan syarat tertentu.

Kedua, beban utang bertambah karena denda dan bunga yang tinggi. Lembaga keuangan memang memberikan denda bagi debitur yang terlambat membayar cicilan. Ada juga pengenaan suku bunga yang lebih tinggi daripada yang awal ketika pengajuan pinjaman jika pengutang telat bayar. Dua hal ini akan memberatkan debitur dalam membayar cicilan, ditambah lagi riwayat kreditnya akan menjadi buruk.

Ketiga, sulit dapat persetujuan KPR. Kredit macet ini juga bisa mempersulit kamu ketika ingin mengajukan KPR karena pinjaman ini punya nominal yang cukup tinggi dan tenor yang panjang. Kalau riwayat kreditnya kurang baik, kemungkinan gagal bayarnya lebih besar daripada yang punya riwayat lancar.

 

Tips Menghadapi Kredit Macet 

Kalau mengalami kredit macet, kamu tidak perlu panik, Sobat Treasury. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Pertama, tenang dan bersikap kooperatif dengan pihak bank. Sebaiknya tidak menghindar dari telepon bank atau perusahaan pembiayaan lainnya karena itu bisa memberikanmu masalah. Jika menghindari telepon, pihak tersebut akan menganggap kamu lari dari hutang dan tidak ada niat untuk melunasi pinjaman.

Kedua, datangi lembaga keuangan untuk menjelaskan kondisi keuanganmu dan mengajukan restrukturisasi pinjaman. Restrukturisasi adalah upaya untuk memperbaiki perkreditan dari debitur karena kesulitan melunasi hutang. Ada tiga jenis restrukturisasi yang bisa diberikan kepada debitur ketika kredit macet.

 a. Penjadwalan kembali (rescheduling

Lembaga keuangan akan menyesuaikan tenor pinjaman agar kamu bisa menyicil angsuran. Biasanya tenor ini diperpanjang agar cicilannya semakin ringan.

b. Persyaratan kembali (restructuring)

Pihak kreditur mengubah syarat-syarat pinjaman ketika nasabahnya kesulitan membayar angsuran. Syarat-syarat ini meliputi perubahan jadwal bayar, jangka waktu, dan sebagainya. Syarat-syarat ini diberikan dengan satu syarat, yaitu tidak mengubah plafon kredit.

c. Penataan kembali (reconditioning)

Maksud penataan di sini adalah lembaga keuangan itu mengubah kondisi kredit untuk meringankan debitur. Misalnya, ada tambahan fasilitas kredit, mengkonversi tunggakan menjadi pokok kredit baru, sampai penjadwalan. Lembaga itu bisa menurunkan suku bunga yang dibebankan. Kalau kondisinya sudah sangat kritis dan debitur tidak bisa keluar dari kredit macet, ada opsi pembebasan  bunga kepada debitur. Jadi, dia hanya membayar sisa pinjaman pokok.

Ketiga, menggunakan metode ABC. Menurut Agnes Liem dan Frans M. Royan dalam buku Tetap Kaya di Masa Sulit, metode ABC ini adalah cara mencicil hutang secara bergantian. Misalnya, Sobat Treasury punya hutang A, B, C, dan D. Kamu bisa mengangsur hutang A dan B pada bulan ini. Lalu hutang C dan D dicicil bulan depan.

Keempat, mencari tambahan uang. Sobat Treasury bisa mencari uang tambahan untuk menutup hutang-hutang. Kamu bisa mendapatkan uang tambahan ini dari banyak jalan halal, seperti menjual barang-barang yang tidak terpakai di rumah, tetapi masih layak pakai, mencari pekerjaan sampingan, atau berjualan makanan.

 

Yuk Bikin Dana Darurat

Agar tidak terlilit hutang, sebaiknya porsi hutang di anggaran belanjamu tidak melampaui 30 persen dari penghasilan. Ditambah lagi ada pos untuk dana darurat. Dana darurat ini bisa menutup kebutuhan mendesak, sehingga menghindarkanmu dari berhutang. Besar dana darurat ini mencapai 6-12 kali dari pengeluaran bulanan. Idealnya, pos dana darurat di anggaranmu sebesar 10-20 persen. 

Dana darurat bisa terkumpul lebih cepat dengan investasi. Sobat Treasury bisa melirik emas sebagai instrumen investasi. Selain tahan karat dan inflasi, nilai emas ini tetap terjaga. Harganya juga naik terus setiap tahun, lho, Sobat Treasury!

Kini, membeli emas jadi lebih gampang. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Aplikasi ini menawarkan emas dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es teh susu, kan?

Selain harganya yang terjangkau, Treasury juga menawarkan banyak keuntungan. Misalnya, ada fitur Rencana Emas yang mempermudah kamu merencanakan keuangan. Fitur ini memiliki simulasi perhitungan emas yang sebaiknya ditabung agar dana darurat bisa terkumpul tepat waktu.

Kamu juga punya jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi emas yang dipunya. Ditambah lagi, emasnya bisa dicetak menjadi logam batangan, lho.

Sobat Treasury juga bisa mencairkannya menjadi uang tunai. Banyak, kan, keuntungannya di Treasury😉

#AmanPakaiTreasury #DiTreasuryAja