Bangkit dari Krisis, Dahulukan Investasi Atau Dana Darurat?



Setelah melalui “badai”, akhirnya kamu bisa sedikit bernapas lega. Semua hutang telah dibayar. Namun, kantong ikut melompong. Dana darurat terkuras dan pos investasi dijebol agar pinjaman-pinjaman bisa dilunasi. PR selanjutnya adalah memulihkan keuangan yang hancur lebur. Kedua pos ini kosong melompong dan harus segera diisi.

 

Pertanyaannya, mana yang terlebih dahulu dibangun?

Sekadar informasi, investasi dan dana darurat ini merupakan pos yang penting bagi keuanganmu. Investasi ditujukan untuk masa depan. Kamu bisa menggunakan dana ini untuk kepentingan yang memerlukan uang banyak, seperti pensiun atau mempersiapkan dana pendidikan anak.

Sementara itu, dana darurat bertujuan untuk menutup kebutuhan mendesak. Idealnya, dana darurat ini sebanyak 6-12 kali pengeluaran bulanan. Ada baiknya Sobat Treasury menempatkan dana darurat di instrumen yang mudah dicairkan menjadi uang tunai alias liquid. Fungsinya ini menjadikan dana darurat penting untuk dibangun terlebih dahulu, baru kemudian investasi.

Kabar baiknya, dana darurat bisa lekas terkumpul jika kamu berinvestasi. Memang, investasi ini membuat uangmu bisa beranak pinak. Jika dana darurat sudah “beres”, kamu bisa beralih ke pos investasi untuk jangka panjang.

 

Instrumen Ini Modalnya Sedikit Lho

Berhubung keuangan tiris, ada nggak, sih, instrumen keuangan yang modalnya kecil? Jawabannya, ada. Instrumen keuangan yang sering direkomendasikan ketika tongpes alias kantong kempes adalah emas. Logam mulia ini sering dijadikan sebagai dana darurat dan investasi jangka panjang.

 

Mengapa emas?

Selain mudah didapatkan, logam mulia itu juga gampang dijual. Makanya, nggak sedikit orang yang menjual emasnya karena sedang butuh uang. Emas juga sering dijadikan sebagai tempat investasi jangka panjang karena tahan inflasi. Logam mulia itu tidak seperti uang tunai yang nilainya bisa tergerus karena inflasi. Para investor juga sering menggunakan emas untuk melindungi asetnya ketika perekonomian sedang buruk. Biasanya, ketika perekonomian turun, harga aset-aset lainnya ikut merosot.

Di samping itu, harga emas juga naik terus setiap tahun. ini juga menjadi penyebab emas dilirik sebagai instrumen investasi jangka panjang. Untuk “menyimpan uang”, tidak sedikit orang yang membeli perhiasan emas karena harganya terjangkau. Mulai dari Rp300 ribuan, misalnya, mereka sudah bisa mendapatkan cincin emas. Mau cincin emas murni? Kamu bisa mendapatkannya mulai dari Rp750 ribu. Ditambah lagi, desain-desain perhiasannya juga menarik.

Sayangnya, ada kekurangan-kekurangan investasi perhiasan emas, seperti nilai jualnya yang turun. Ketika dijual kembali ke toko emas, tidak jarang nilainya malah merosot. Selain itu, perhiasan emas juga berisiko hilang karena dicuri orang.

 

Mau Emas yang Lebih Murah

Ada cara yang lebih murah untuk membeli emas. Sobat Treasury bisa membelinya melalui aplikasi emas digital. Contohnya, Treasury. Aplikasi emas digital ini menawarkan emas dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Murah banget, kan? Cocok bagi kamu yang sedang bangkit dari krisis keuangan.

Selain murah, kepemilikan emas kamu dijamin di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasinya. Sobat Treasury juga bisa mencetaknya menjadi emas batangan mulai dari 0,1 gram.

Kamu juga memanfaatkan fitur Rencana Emas untuk membantumu membuat dana darurat dan tujuan jangka panjang, misalnya pernikahan. Fitur ini memiliki simulasi yang bisa memberikanmu “pencerahan” tentang seberapa banyak emas yang harus ditabung agar tujuan keuangan bisa tercapai.

Ada juga fitur Panen Emas yang membuat kamu makin cuan dengan investasi emas. Ditambah lagi ada Transfer Emas yang bisa mempermudah Sobat Treasury mengirimkan emas untuk orang-orang tersayang. Fitur-fiturnya menarik, kan? Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!

#AmanPakaiTreasury #DiTreasuryAja