Awas Lifestyle Inflation Melanda, Atur Pengeluaran Jangan Banyak 'Bercyanda'



Sobat Treasury, sering terjadi kepada banyak orang jika pendapatan yang naik juga dipastikan gaya hidup hidup kamu makin mahal. Maka itu ada istilahnya lifestyle inflation atau inflasi gaya hidup dimana tendensi seseorang untuk menambah pengeluaran seiring dengan bertambahnya pendapatan. Jadi, semakin tinggi gajimu, maka pengeluaranmu juga biasanya akan naik.

Idealnya, semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula jatah yang bisa dialokasikan untuk tabungan, investasi beli emas, dana darurat, atau dana pensiun. Namun, fenomena inflasi gaya hidup ini sulit untuk dihindari karena barang yang tadinya dikategorikan sebagai barang mewah, kini berganti menjadi kebutuhan.

Kita kasih contoh deh, ketika masih fresh graduate, makan siang di warung nasi pinggir jalan sudah jadi hal yang biasa dilakukan. Es teh manis dengan gula yang tidak bisa larut, ditambah berebut gorengan yang masih hangat adalah menu utama jam makan siang. Namun, ketika sudah jadi manager, tingkat konsumsi pun meningkat. Makan siang yang biasanya hanya habis sekitar Rp 15 ribuan, sekarang menjadi Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu sekali makan.

Sebuah riset tahunan yang menggambarkan kondisi kesehatan finansial generasi muda Indonesia yang terus meningkat. Riset OCBC 2023 menunjukan bahwa skor kesehatan finansial generasi muda di Indonesia terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Skor tahun ini sebesar 41,16 mengalami kenaikan sebesar 1,10 poin dibandingkan tahun lalu.

Namun, meskipun secara umum generasi muda Indonesia terus berusaha memperbaiki kebiasaan finansialnya, ternyata masih banyak yang membuat keputusan keliru dalam hal spending. Faktanya, sebanyak 35% mengaku bahwa mereka pernah melakukan pengeluaran lifestyle secara impulsif selama enam bulan terakhir, termasuk konser, travelling, atau belanja berlebihan.

Dari definisi di atas, mungkin kamu merasa bahwa lifestyle inflation ini hanya membawa pengaruh buruk. Jadi, bagaimana kamu bisa mengenali dan mengidentifikasi kebiasaan yang berpotensi membawa melarat ini? 

 

1. Banyak Uang Malah Banyak Masalah 

Tanda-tanda kamu terjangkit lifestyle inflation adalah ketika kamu mengalami situasi banyak uang, banyak masalah'. Ini terjadi ketika seseorang yang tiba-tiba mulai menghasilkan lebih banyak uang dari sebelumnya, diikuti dengan membelanjakan lebih banyak. Ini juga merupakan tanda bahwa anggaran perlu diperketat untuk menyediakan ruang bernapas.

 

2. Self Reward yang Berlebihan

Ada banyak keadaan yang dapat menyebabkan dua orang dalam tingkat ekonomi yang sama menjalani kehidupan yang terlihat sangat berbeda, seperti jika yang satu lajang dan yang lain adalah orang tua dari dua anak. Namun, di luar keadaan tersebut, kamu secara umum harus melihat kesamaan antara gaya hidup kamu dan rekan-rekan kamu yang menghasilkan apa yang kamu hasilkan. Jika ada keterputusan, itu mungkin menunjukkan bahwa kamu hidup di luar kemampuan kamu.

Jika kamu dan teman kamu kamu mendapatkan gaji yang hampir sama dan salah satu dari kamu mengambil liburan mewah dan terlibat dalam pengeluaran lain yang tampaknya tidak layak secara keseluruhan, kemungkinan ada masalah.

 

3. Kamu Merasa Bosan di Rumah

Pembelian yang meningkat bisa menjadi lingkaran setan, menyebabkan kebosanan yang mengarah pada kebiasaan belanja yang lebih berbahaya. Apakah kamu menemukan diri kamu gelisah di rumah? Apakah kamu sering online atau pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu yang tidak kamu perlukan hanya untuk melakukan sesuatu? Ini tanda-tanda jika kamu menghadapi inflasi gaya hidup.

Tetap sibuk dapat mengekang keinginan kamu untuk berbelanja secara membabi buta untuk hal-hal yang tidak dibutuhkan, dan kamu dapat mengisi akhir pekan dengan melakukan hal-hal yang terasa seperti menghabiskan uang meskipun sebenarnya tidak.

Bayangkan jika kebiasaan ini diteruskan hingga kamu tua nanti, kamu bisa kesulitan memiliki dana simpanan dan hasil kerjamu selama ini tidak membuahkan hasil apapun di masa depan. Bagi kamu yang sudah atau akan berada di posisi ini, sebaiknya waspada dalam menghadapi siklus keuangan barumu. 

Beberapa tips di bawah ini akan membantu kamu untuk bisa terus menabung dan berinvestasi untuk masa depan, tanpa meninggalkan gaya hidup yang terus meningkat. 

 

1. Sudah saatnya melakukan Budgeting 

Sudah saatnya buat kamu mengatur alokasi gaji untuk kehidupan sehari-hari, membayar tagihan, menabung dan investasi, serta untuk kebutuhan finansial lainnya. Dengan membuat pos-pos pengeluaran, kemungkinan untuk menggunakan dana yang dimiliki secara berlebihan akan berkurang. Misalnya melakukan skema 50-30-20, dimana kamu menyisihkan 50% gaji kamu untuk keperluan sehari-hari seperti makan, jalan di akhir pekan dan belanja bulanan. 20% untuk menabung dan 30% untuk membayar tagihan seperti cicilan, pulsa, dan kewajiban lainnya. 

 

2. Buat target hidup

Kemungkinan uang habis entah kemana menjadi lebih besar ketika tidak mempunyai target hidup. Oleh karena itu, buatlah target hidup yang akan dituju dalam kurun waktu tertentu. Apa yang mau akan dilakukan dalam satu, tiga, hingga lima tahun ke depan? Traveling keliling dunia? Membangun keluarga? Atau melanjutkan pendidikan? Dengan adanya target hidup, akan lebih mudah mengetahui kemana harus menghabiskan dana ekstra yang didapatkan, daripada hanya menghabiskannya untuk hal yang sia-sia. Gunakan uangmu untuk menambah pengalaman baru 

Sebenarnya tidak masalah untuk menghabiskan uang lebih besar dari biasanya, selama kamu memang menghasilkan uang yang lebih banyak pula. Namun, daripada membeli barang yang nilainya akan tergerus waktu, lebih baik menghabiskan uang pada kegiatan yang menghadirkan pengalaman baru. Misalnya liburan ke destinasi baru, mengikuti les bahasa, atau workshop keahlian yang belum kamu miliki sebelumnya. Selain lebih bermanfaat, kegiatan tersebut akan memberikanmu kepuasan yang nilainya abadi.  

 

3. Pertahankan atau Perbesar Alokasi Investasi

Jika penghasilan kamu meningkat maka jauh lebih baik kamu juga tingkatkan alokasi investasi. Paling tidak kamu bisa mempertahankan besar dana yang harus diinvestasikan. Namun jauh lebih baik lagi jika kamu bisa memperbesar alokasi dana tersebut. Semakin besar alokasi dana yang diinvestasikan maka semakin besar juga peluang profitnya kelak.

Ingat, semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka tanggung jawabnya juga akan bertambah berat, jadi jangan menganggap hal ini ‘bercyanda’. Jika kamu punya lebih banyak pemasukan, maka sebisa mungkin jangan memperbesar pengeluaran yang sifatnya konsumtif. Kamu lebih baik memperbesar pengaluran yang dialokasikan untuk keperluan investasi. Ini jauh lebih bermanfaat dan bisa menghasilkan uang yang jauh lebih besar lagi jumlahnya.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, investasi ideal dan terbukti menguntungkan untuk jangka menengah dan jangka panjang adalah investasi emas. Kini, Sobat bahkan bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di  Treasury!

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!