6 Persiapan Hadapi Bencana Alam, Yang Terakhir Penting Banget



Sobat Treasury, kita tinggal di Indonesia. Bisa dibilang, negeri ini punya potensi bencana alam yang besar.

Menurut laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berdasarkan geologi, Indonesia terletak di tiga lempeng tektonik, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Hindia-Australia. Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan dari gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan jenis-jenis geologi lainnya. Ancaman bahaya gempa bumi tersebar di hampir semua wilayah Indonesia, baik skala kecil maupun besar.

Kemudian, Indonesia juga terletak di garis khatulistiwa, berdasarkan hidrometeorologi. Posisi geografis ini membuat Indonesia hanya punya dua musim, yaitu penghujan dan kemarau. Ketika musim hujan turun dan curahnya tinggi, kondisi ini bisa memicu banjir, tanah longsor, atau puting beliung. Sebaliknya, kalau terjadi musim kemarau, risiko bencana alam yang bisa terjadi adalah kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.

Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi risiko bencana alam? Ada lima langkah yang harus dilakukan ketika menghadapi bencana alam.

 

1. Mencatat Nomor Penting 

Ada nomor-nomor penting yang sebaiknya Sobat Treasury catat untuk mengantisipasi bencana. Berikut ini nomor-nomor penting yang bisa kamu hubungi ketika terjadi bencana alam.

*Kepolisian: 110

*Nomor Tunggal Kedaruratan: 112

*Pemadam kebakaran: 113

*SAR: 115

*Informasi dan perbaikan kerusakan dan gangguan telepon: 117

*Ambulans dan gawat darurat: 118 dan 119

*Layanan kereta api: 121

*Posko Kewaspadaan Nasional: 122

*Infomasi dan perbaikan kerusakan dan gangguan listrik: 123

*Posko bencana alam: 129

*Palang Merah Indonesia: 021-4207051

 

2. Menyiapkan Perbekalan untuk Tiga Hari 

Kamu bisa memasukkan perbekalan untuk tiga hari di tas siap bencana untuk menghadapi bencana alam. Apa saja yang harus dimasukkan ke tas siap bencana? Ini rinciannya.

-Makanan dan minuman.

Sobat Treasury bisa memasukkan makanan dan minuman kemasan ke perbekalan, seperti mi instan, telur, beras, kornet, roti, susu, serta air minum kemasan. 

-Kotak P3K 

Kotak ini berisi P3K seperti plester dan alcohol. Jangan lupa memasukkan obat-obatan pribadi, pembalut, tisu kering, tisu basah, hand sanitizer, serta handuk kecil. 

-Alat bantu penerangan dan charger

Sebaiknya kamu membawa charger untuk mengisi daya telepon genggam agar komunikasi tidak terputus. Jangan lupa membawa alat bantu penerangan.

 

3. Mengamankan Dokumen Penting 

Sobat Treasury juga harus menyiapkan salinan dokumen penting jika terjadi bencana alam. Kamu bisa memfotokopoi semua dokumen dan identitas penting agar punya salinan berkas. Salinan ini berupa sertifikat rumah, ijazah sekolah, kartu keluarga, akte lahir, serta buku nikah.

 

4. Membentuk Komunitas Tangguh Bencana 

Ada baiknya masyarakat di lingkungan tempat tinggalmu membentuk komunitas tanggap bencana. Biasanya komunitas ini berasal dari Karang Taruna. Komunitas ini akan melakukan hal-hal tanggap bencana, seperti menentukan jalur evakuasi dan posko pengungsian.

 

5. Melapor kepada Kelurahan, Kecamatan, atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 

Jika terjadi tanggul bocor atau rusak, atau listrik korslet, lebih baik masyarakat melaporkannya kepada kelurahan, kecamatan, atau BPBD untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

 

6. Ini Nggak Kalah Penting: Dana Darurat 

Yang tidak kalah penting adalah uang. Ya, uang sebaiknya kita siapkan untuk menghadapi risiko bencana alam, misalnya untuk membeli makanan dan minuman, obat-obatan, serta pakaian. Tidak hanya itu, uang juga diperlukan untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat diterjang banjir atau digoyang gempa, serta biaya servis kendaraan yang rusak. 

Maka dari itulah, keberadaan dana darurat itu penting. Namanya juga dana darurat, tentu saja fungsinya untuk menutup kebutuhan yang mendesak, seperti meng-cover semua biaya perbaikan kerusakan rumah dan kendaraan akibat bencana alam. 

Jumlah dana darurat ini bervariasi, bergantung kepada jumlah tanggungan. Jika Sobat Treasury masih single atau tidak memiliki tanggungan, dana darurat yang diperlukan mencapai 3-6 kali pengeluaran bulanan. Jika kamu sudah menikah dan punya tanggungan, jumlah dana darurat yang diperlukan mencapai 6-12 kali pengeluaran bulanan. Pengeluaran ini mencakup kebutuhan pokok, cicilan dan tagihan, hingga ongkos transportasi.

Misalnya, kamu sudah menikah dan punya satu anak serta pengeluaran bulanan sebanyak Rp5 juta. Maka dana darurat yang diperlukan mencapai Rp30 juta-Rp60 juta.

Banyak, ya? Kamu bisa mengumpulkan dana darurat secara bertahap dengan menyisihkan 10-20 persen dari penghasilan. Agar lebih cepat terkumpul, investasi bisa kamu gunakan. Dengan investasi, uangmu bisa beranak-pinak. Ada baiknya, kamu menggunakan instrumen yang likuid alias mudah dicairkan.

Nah, emas bisa dipilih sebagai instrumen investasi. Selain mudah dijual, harga logam mulia ini cenderung stabil dan bisa naik setiap tahun.

Apalagi, sekarang membeli emas pun semakin mudah. Selain di toko, Sobat Treasury juga membelinya melalui smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa digunakan untuk berinvestasi emas. Harganya mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada semangkok rujak es krim, kan?

Treasury juga menyediakan fitur-fitur ciamik yang nggak kaleng-kaleng. Misalnya, fitur Rencana Emas yang bisa membantumu untuk merencanakan keuangan. Fitur itu menyediakan simulasi yang bisa memberi tahu berapa jumlah emas yang sebaiknya ditabung secara harian, bulanan, atau tahunan agar dana darurat bisa terkumpul tepat waktu.