5 Tantangan Ini Tetap Dihadapi Orang yang Melek Keuangan



Pemahaman finansial sangat diperlukan dalam pengelolaan keuangan. Dengan edukasi yang cukup, orang bisa mengatur keuangannya dengan bijak sehingga kondisi finansialnya bisa menjadi lebih stabil.

Keputusan keuangan pun bisa diambil dengan tepat dengan mempertimbangkan segala dampaknya. Bahkan, edukasi finansial ini bisa membantumu membuat perencanaan keuangan yang tepat.

Kalau kita tidak punya pengetahuan keuangan dan asal membuat keputusan, yang ada kondisi finansial sendiri akan berantakan.

Lantas, kalau sudah melek finansial, apakah tidak ada lagi masalah-masalah?

Dikutip dari buku Rich Dad Poor Dad, sang penulis, Robert T. Kiyosaki, mengatakan ada lima rintangan yang harus dihadapi oleh orang yang melek keuangan.

 

Pertama, sombong. Kiyosaki meyakini orang yang sombong akan kehilangan uang karena yakin hal yang tidak diketahui itu tidak penting. Padahal, hal yang tidak diketahui ini bisa membuatnya kehilangan uang. Kesombongan ini bisa diatasi dengan tidak memandang sebelah mata suatu hal.

 

Kedua, sinis

Kiyosaki menyebut orang yang sinis itu pengecut. Keraguan dan sinisme bisa membuat orang tetap miskin dan bermain aman sehingga tidak bisa keluar dari jurang kemiskinan. Sinisme bisa diatasi dengan keuletan dan keberanian.

Contohnya, lanjut dia, adalah Harland David Sanders, pendiri restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC), yang pantang menyerah dalam berbisnis. Pria yang berjuluk Kolonel Sanders, lanjut Kiyosaki, pernah ditolak 1.009 kali saat menawarkan resep ayam gorengnya. Setelah ada satu orang yang setuju untuk bekerja sama dengannya, dari sini lahirnya suatu franchise restoran ayam goreng yang terkenal hingga saat ini.

 

Ketiga, kebiasaan buruk. Tanpa disadari orang-orang punya kebiasaan buruk terhadap keuangan, terlebih setelah gajian. Mereka cenderung mendahulukan bayar tagihan dan biaya pokok lainnya. Kalau ada sisanya, baru ditabung dan diinvestasikan.

Menurut Kiyosaki, hal yang sebaiknya dilakukan adalah membayar diri terlebih dahulu. Membayar diri ini maksudnya menghimpun aset dan tabungan. Sisanya, digunakan untuk membayar tagihan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Lalu, bagaimana jika uangnya kurang? Kalau uang kurang, Kiyosaki menyarankan untuk tidak membobol tabungan atau investasi demi kebutuhan bisa tercukupi.

“Gunakan tekanan ini untuk menginspirasimu menghasilkan lebih banyak uang sehingga bisa membayar tagihan-tagihan,” kata dia.

 

Keempat, malas. Orang yang sibuk, di matanya, sering menjadi “orang malas”. Orang yang menyibukkan diri tak jarang enggan berpikir untuk menemukan jalan keluar dari suatu masalah—yang mungkin dianggap sepele.

Kiyosaki mencontohkan ada seorang usahawan yang terus bekerja keras untuk mencari nafkah yang baik bagi anak dan istri. Orang ini sering pulang lembur dan membawa pekerjaannya di rumah. Suatu hari, dia mendapati rumahnya dalam keadaan kosong karena ditinggalkan keluarganya.

Alih-alih berpikir agar hubungannya bisa kembali harmonis, usahawan ini terus bekerja keras. Karena stress ditinggalkan keluarganya, kinerjanya pun turun dan dia kehilangan pekerjaan.

“Itu adalah salah satu bentuk kemalasan dengan jalan tetap sibuk,” tulis Kiyosaki.

Sedikit ambisi bisa mengatasi kemalasan. Dalam diri kita, ada hasrat untuk mempunyai sesuatu yang baru atau menyenangkan. Saat tidak bisa membeli barang, dia melarang orang berpikir “Saya tak mampu membelinya” karena bisa langsung mengunci otak yang bisa mencarikan jalan keluarnya. Kiyosaki menyarankan untuk bertanya cara untuk bisa membeli barang ini.

 

Kelima, rasa takut. Takut akan kehilangan uang itu wajar, apalagi dalam investasi. Perlu diingat, kehilangan uang karena gagal dalam investasi itu memberikan pelajaran bagimu.

Cofounder Microsoft, Bill Gates, mengatakan kegagalan dan keberhasilan investasi bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang. Namun, ada kalanya dua hal ini menjadi guru yang payah.

“Keberhasilan adalah guru yang payah, membuat orang pandai berpikir ia tak bisa kalah,” kata Gates dalam buku The Psychology of Money.

Kegagalan pun juga bisa menjadi guru yang payah karena membuat orang pandai berpikir keputusannya buruk. “Padahal, kadang bisa sekadar sial,” kata dia.

Setelah gagal berinvestasi, hal pertama yang dilakukan adalah menerima kegagalan dan menata kembali keuanganmu. Kemudian, bujet anggaran pun diatur kembali menyesuaikan kondisi riil isi dompet.

Jika ingin berinvestasi lagi, Sobat Treasury bisa memulainya dengan jumlah yang sedikit. Investasi dengan modal yang minim pun tak apa karena tidak bakal menganggu pos-pos anggaran lainnya. Biarpun uangnya sedikit untuk investasi, kamu bisa menambah dananya sedikit demi sedikit. 

Untuk investasi dengan modal sedikit, kamu bisa memilih emas. Selain tahan dari gerusan inflasi, emas juga menjanjikan karena harganya naik setiap tahun dan nilainya terjamin.

Aplikasi Treasury bisa kamu jadikan pilihan untuk berinvestasi emas. Mulai dari Rp5 ribu, kamu sudah bisa membeli emas.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!