4 Skenario Harga Emas Bakal Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Tahun Ini



Sebagai instrumen investasi yang paling diminati masyarakat dunia, harga emas terus melejit dari tahun ke tahun. Bahkan tahun lalu harga emas dunia mampu mencetak rekor baru seiring meningkatnya optimisme pasar terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Sedangkan tahun ini harga emas diproyeksikan terus melejit dengan berbagai faktor pendukung. 

Dalam sejarahnya,minat investor terhadap emas menyebabkan kenaikan harga emas dari minimal $1,160 pada 2018 ke rekor tertinggi hampir $2,073 pada Mei 2023. Dan pada Desember tahun lalu, harga emas telah mencapai titik All Time High (ATH) di level tertingginya yakni US$2.075,09. Analis memperkirakan bahwa di akhir tahun 2024 ini pun harga emas mungkin akan tetap di atas US$2.000 per ons, mencapai rekor tertinggi baru dalam sejarah.

Beberapa dari faktor pendukung yang bisa mempengaruhi harga emas bisa yang mendukung kenaikan ini adalah ketidakpastian geopolitik, kemungkinan melemahnya dolar AS, dan potensi penurunan suku bunga. Lalu apa yang mempengaruhi emas di tahun 2024 hingga berpotensi terus naik bahkan cetak rekor tertinggi hingga akhir tahun nanti?

 

1. Konflik Geopolitik 

Peristiwa geopolitik pada 2022, aset dolar menjadi lebih berisiko bagi banyak negara. Bank sentral di negara-negara Selatan, Eropa Timur, dan Timur Tengah secara aktif menerapkan kebijakan untuk menambah cadangan devisa bagian emas sejak akhir tahun 2022.

Emas fisik dalam bentuk batangan tetap menjadi satu-satunya penjamin kemandirian ekonomi dan politik. Hal ini dibuktikan dengan statistik dari negara-negara yang belakangan ini meningkatkan simpanan emasnya. Sepuluh negara konsumen emas teratas adalah Turki, Cina, Singapura, Uzbekistan, India, Irak, Rusia.

Menurut laporan World Gold Council (WGC), bank sentral membeli 800 ton emas dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, naik 14% dibandingkan setahun sebelumnya. Permintaan berlebihan dari bank sentral telah meningkatkan nilai emas hingga 10% pada tahun 2023.

Emas juga kembali mengalami kenaikan sejak awal konflik Palestina-Israel. Mulai bulan Oktober 2023, nilainya bertambah lebih dari 8%. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa setiap gejolak dalam geopolitik akan berdampak positif pada emas.

 

2. Potensi Resesi 

Berbeda dengan bank sentral yang kurang memperhatikan fluktuasi harga emas, hedge fund dan pelaku emas cermat memantau perubahan indikator makroekonomi AS. Emas secara tradisional dianggap sebagai aset safe-haven, oleh karena itu permintaannya tinggi selama periode gejolak ekonomi, serta selama resesi.

Prospek Dewan Emas Dunia pada 2024 menyoroti skenario penurunan perekonomian atau resesi mendukung harga emas yang lebih tinggi. Ketidakpastian, ketegangan global dan potensi penurunan suku bunga berkontribusi terhadap kuatnya permintaan emas. Dalam skenario resesi global, yang dapat mendorong harga emas hingga USD 3.000 dapat mendorong Bank Sentral AS untuk menurunkan suku bunganya dengan cepat.

 

3. Pengaruh Inflasi 

Perlu dicatat bahwa puncak inflasi perekonomian AS terjadi pada Juli 2022 yang mencapai 9.1%. Pada musim panas 2023, inflasi konsumen turun menjadi 3%. Setelah berita tersebut, permintaan emas turun, begitu pula harganya. Pada saat yang sama, suku bunga dana federal di AS telah mencapai level tertinggi selama 20 tahun terakhir, mencapai 5.5%. 

Ringkasan inflasi adalah berkurangnya daya beli mata uang. Artinya, uang seseorang dapat membeli lebih sedikit barang atau jasa dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut sejumlah  analis secara tradisional, harga emas berkorelasi negatif dengan tingkat inflasi. Makin rendah tingkat inflasi, makin rendah pula suku bunga obligasi pemerintah. Akibatnya, daya tarik relatif aset tanpa bunga seperti emas meningkat.

 

4. De-dolarisasi Negara Berkembang.

Investor memandang emas sebagai sarana alternatif untuk penambahan tabungan dan perlindungan dari inflasi serta risiko mata uang. Permintaan akan emas meningkat karena Brasil, Rusia, India, dan China (anggota BRICKS) mencari cara untuk meningkatkan kemandirian mata uang mereka.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi harga emas adalah inflasi, meningkatnya permintaan dari bank sentral, de-dolarisasi negara-negara berkembang, situasi ekonomi mikro, dan geopolitik. Kombinasi faktor-faktor ini akan menciptakan kondisi bagi pertumbuhan harga emas pada tahun 2024.

Pada paruh pertama tahun ini, harganya mungkin melebihi US$2.200 per troy ons. Pada paruh kedua, trend kenaikan emas kemungkinan akan berlanjut, dan emas mungkin mencapai harga US$2.300 per ons, jadi rata-rata harga pada 2024 akan menjadi US$2.170 

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp 5.000an di Treasury!

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!