3 Strategi Investasi Ini Bagus buat Pemula, Kamu Cocok yang Mana?



 

Investasi merupakan salah satu cara untuk menjadi kaya. Tapi, metode ini pun juga memerlukan strategi, Sobat Treasury.

 

Mengapa?

Strategi investasi perlu kamu lakukan agar bisa mendapatkan keuntungan yang besar dan menekan risiko. Sebab, kalau salah langkah, bisa-bisa uangmu melayang sia-sia. Ada beberapa strategi investasi bagi investor pemula yang bisa kamu terapkan. Misalnya, dollar cost averaging (DCA) dan lump sum. Nah, langkah-langkah itu bisa digunakan untuk beragam instrumen investasi, seperti emas.

Seperti apa penjelasannya? Yuk kita simak bareng-bareng! 


1. Dollar Cost Averaging (DCA)

Yang pertama adalah dollar cost averaging (DCA). DCA merupakan metode membagi transaksi investasi dengan memasukkan uang dengan jumlah yang sama dengan dolar AS dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan biaya rata-rata. Dengan metode ini, investor bisa menentukan porsi investasinya secara rutin.

Misalnya, kamu bergaji Rp5 juta per bulan dan ingin berinvestasi sejumlah 10 persen dari penghasilan bulanan. Dengan begitu, uang yang kamu sisihkan untuk investasi sebanyak Rp500 ribu. Uang ini bisa kamu gunakan untuk membeli emas secara rutin per bulan.

Skema DCA ini tidak perlu membuat kamu menunggu harga emas turun karena mengikuti harga pasar. Lebih praktis, kan?

 

2. Lump Sum

Lain DCA, lain pula dengan lump sum. Dengan metode ini, kamu mengeluarkan uang sekali untuk membeli instrumen investasi. Metode lump sum ini tidak membeli instrumen secara berkala, Sobat Treasury. Biasanya investasi dengan metode ini menggunakan modal yang besar.

Dengan skema ini, kamu cukup “menyetor” dana sekali untuk membeli suatu instrumen. Setelah itu, kamu membiarkannya bergerak naik turun mengikuti pasar.

Metode ini tidak menggunakan top up sampai kamu memutuskan untuk mencairkan investasi. Kalau mau pakai skema ini, ada baiknya investasi yang kamu lakukan itu berorientasi untuk jangka panjang, ya.

Kemudian, pastikan juga timing yang pas untuk membeli emas. Kamu bisa membelinya ketika harga sedang turun agar tidak rugi.

 

3. Buy on Weakness, Sell on Strength 

Nah, metode buy on weakness, sell on strength ini biasanya digunakan untuk investasi jangka pendek. Para investor mengejar capital gain dari fluktuasi harga suatu instrumen. Teknik ini bisa kamu terapkan untuk investasi emas, lho. 

Investor membeli instrumen ketika harganya turun dan cepat-cepat menjualnya ketika harganya naik sesuai target. Kalau tidak tercapai, mereka tidak segan untuk melakukan cut loss (memangkas kerugian).

Misalnya, nih. Sobat Treasury membeli emas seharga Rp800 ribu per gram pada tahun lalu. Kemudian, logam mulia ini naik ke level Rp1 juta karena ada banyak faktor pendukung. Nah, di level ini, Sobat melepas aset itu. Kamu bisa mengantongi keuntungan Rp200 ribu per gram.

 

Kamu mau investasi emas?

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI. Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna.

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa menumbuhkan asetmu s.d 9% p.a di fitur Panen Emas atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah. Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Bagaimana? Menarik, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!