5 Kesalahan Seputar Dana Darurat🧐



90,7% orang Indonesia tidak memiliki dana darurat!đŸ˜±

Hal ini terungkap dalam survey yang digelar oleh Lifepal pada Januari 2021. Tercatat, hanya sekitar 9,3% orang yang telah memiliki dana darurat. Kebanyakan, mereka yang belum punya dana darurat masih memiliki cicilan utang yang melebihi batas ideal, serta pengeluaran bulanan yang cukup besar. Beberapa dari mereka juga ternyata masih belum paham pentingnya memiliki dana darurat.

Padahal, dana darurat itu krusial banget dalam keuangan. Fungsinya adalah untuk menjaga tercukupinya kebutuhan saat Sobat Treasury tidak bisa/belum bisa menerima penghasilan bulanan. Karena sakit, PHK atau saat bisnisnya lesu seperti saat di masa pandemi ini. Mengingat keadaan yang masih belum jelas ujungnya ini, ada baiknya kamu mulai deh mengumpulkan atau menambah simpanan dana darurat.

Tapi ternyata, mengumpulkan dana darurat itu nggak bisa asal, karena kalau asal nanti malah jadi tidak maksimal. Nah, biar Sobat Treasury tetap berada di jalan yang benar, coba cek 5 kesalahan dalam mengumpulkan dana darurat yang dilansir dari berbagai sumber ini ya!


Masih Muda, Belum Butuh

Masih ada yang mikir begini? Yuk mindset dilurusin yuk. Dana darurat itu justru baiknya dikumpulkan sedini mungkin. Karena kebutuhan saat masih muda dan single jelas akan berbeda dengan kebutuhan saat kita sudah berumur dan berkeluarga. Mengumpulkan dana darurat saat Sobat Treasury masih belum punya tanggungan, tentu akan terasa lebih ringan. Daripada habis untuk jajan-jajan, mending disisihkan untuk jadi dana darurat.


Digabungkan dengan Simpenan Lain

Sebaiknya, Sobat Treasury memiliki tempat lain untuk menyimpan dana darurat yang terpisah dari simpenan lain, seperti untuk pendidikan, DP rumah, pensiun atau liburan. Jika merasa ribet untuk membuka banyak akun, cobain Treasury. Ada fitur Rencana Emas di situ, kamu tinggal membuat rencana-rencana sendiri, top up Emas di awal bulan dan Treasury bantu menyimpan Emasmu dalam ‘kantung’ yang berbeda-beda.


“Dipinjam” untuk Belanja

Namanya saja ‘dana darurat’ harusnya baru digunakan ketika ada kebutuhan mendesak yang tidak bisa dipenuhi oleh uang yang kita miliki (di luar simpanan), bukan saat mau beli action figure atau skin care terbaru terus uangnya kurang lalu akhirnya ‘meminjam’ dana darurat. Konsepnya nggak gitu ya Sobat Treasury. Jadi dikurang-kurangin deh! Agar tidak tergoda, coba simpan dana darurat dalam bentuk lain, seperti Emas gitu.


Setelah Dipinjam, Tidak Diganti

Nah, ini juga nih. Mentang-mentang duit sendiri, jadi tidak ada urgensi untuk mengganti dana yang dipinjam kemarin. Sebaiknya, dana darurat harus terus diisi ya. Kamu bisa menambah jumlahnya dari gaji atau saat ada uang tambahan seperti bonus yang masuk. Semakin cepat kamu mengumpulkan dana darurat, semakin cepat kamu bisa punya simpenan untuk hal lain.


Dana Darurat Konsep Minimalis yang Penting Ada

Kebutuhan dana darurat kita itu berbeda-beda, paling minim itu harusnya berjumlah 3-6x dari pengeluaran rutin. Misal, pengeluaran rutin kamu Rp 4juta, berarti dana darurat yang harusnya kamu miliki paling tidak adalah sebesar Rp12juta. Jangan kurang dari itu. Hal ini penting, karena ketika satu saat kamu sedang tidak ada pemasukan, paling tidak kamu bisa memenuhi kebutuhan hingga 6 bulan.